Category Archives: FanFic

[SJFI Fan-Fiction] Imagine FF: The Four Seasons – Autumn

The Four Seasons: Autumn

Author: Admin DS
Cast :
-Lee Hyukjae
-Lee Eunjae (as you)
-Lee Sungmin

Lanjutan dari The Four Seasons: Spring. Happy reading~ warning! ada typo.

Eunjae’s pov

Sudah 2 tahun aku berada disini, London. Aku merindukan kekasihku dan juga kembaranku yang aneh itu. Aku juga ingin mengunjungi makam Eunhyuk. Aku sama sekali belum pernah mengunjungi makam anakku itu. Ibu macam apa aku ini?! Kemarin aku bermimpi Eunhyuk menemuiku. Dia merindukanku sama seperti aku merindukannya. Dia ingin aku mengunjungi makamnya secepatnya. Aku pun meminta izin pada eomma untuk pergi ke Korea. Eomma mengizinkanku, hari minggu aku akan berangkat kesana.

Hari ini hari dimana aku akan bertemu dengan Sungmin, Hyukjae dan anakku, Eunhyuk. Tujuan pertamaku setelah sampai di Korea adalah ke makam Eunhyuk. Aku memang tidak memberitahu Sungmin ataupun Hyukjae kalau aku kembali ke Negara Ginseng ini. Aku tidak ingin merepotkan mereka.

Makam Eunhyuk sangat bersih. Air mataku tiba-tiba menetes. Rasa bersalah menyelimutiku. Empat tahun sudah Eunhyuk pergi meninggalkan dunia ini dan aku baru bisa mengunjungi makamnya sekarang, tepat tahun keempat kematiannya.

“kenapa kau menangis?” Tanya seseorang yang berhasil membuatku terkejut. Aku menoleh kearahnya dan langsung memeluknya. Dia membalas pelukanku.

“dia sudah baik-baik saja disana. Oh, iya dia sempat menitipkan pesan untukmu padaku. Katanya dia sangat menyayangimu dan merindukanmu, sama sepertiku.” Air mataku semakin deras mengalir. Dia pun membawaku pulang kerumahnya.

Rumahnya kali ini lebih besar daripada sebelumnya.

“kau sudah sukses sekarang.” Kataku padanya.

“belum.” Katanya sambil membaringkan dirinya di sofa.

“kenapa?”

“masih ada satu misi lagi yang mungkin tidak pernah dapat aku selesaikan. Dan itulah yang belum membuatku sukses sampai sekarang.”

“misi apa?”

“mendapatkan hatimu kembali.”

Aku terpaku mendengarnya. Ternyata dia belum bisa berpaling dariku, “kita tidak mungkin bisa bersatu layaknya sepasang kekasih, Hyukjae. Kita ini kembar. K-E-M-B-A-R. Dan kita berasal dari satu rahim yang sama. Kau mau kejadian yang dulu terulang?” Air mataku mengalir. Bukannya menjawab, dia malah menarikku ke dalam pelukannya.

“uljima..” ucapnya sambil mengelus rambutku.

***~Autumn~***

Hyukjae memberitahu Sungmin tentang kedatanganku kembali ke Korea. Rumah Hyukjae pun ramai dengan pesta kecil-kecilan yang dibuat Sungmin untukku. Sampai sekarang aku masih memikirkan kata-kata Hyukjae tadi siang. Kata-kata itu terus terngiang didalam fikiranku.

“kenapa melamun?” Tanya Sungmin yang mengagetkanku.

“aniya, Sungmin-ah.”

“Eunjae….jangan berbohong padaku. Apa yang sedang kau fikirkan?”

“eobseo.” Jawabku dingin sambil berlalu meninggalkan dia.

Sungmin’s pov

Aku merasa kalau Eunjae berubah 180° padaku. Dia benar-benar cuek. Apa yang bisa membuatnya seperti itu. Mungkin pergaulannya selama di London atau dia sedang bertengkar dengan kembarannya itu. Aku tidak mau mengurusi hal yang bukan urusanku. Positive thinking sajalah.

Aku mengajak Eunjae berjalan-jalan ke Lotte World. Dia pun tidak menolak. Pagi menjelang siang, aku dan dia pun berangkat. Sesampainya kami langsung menaiki wahana Niagara. Setelah itu roller coaster dan wahana lainnya.

Setelah puas bermain di Lotte World, aku dan dia pun kembali kerumah. Diperjalanan, aku dan dia tenggelam dalam diam. Tak ada satu pun yang berbicara. Tadi di Lotte World dia hanya berbicara seperlunya. Kulihat dia. Dia tertidur. Aku memandangi wajahnya yang cantik itu. Benar-benar sempurna bagiku. Tapi menurutku dia dan Hyukjae tidak mirip sama sekali.

Tiinnn…..tinnn

Suara klakson mobil berhasil mengembalikan pandanganku kedepan. Truk itu berada didepan mobilku. Menghindari tabrakan, aku pun membanting setir kearah kiri dan mobilku masuk jurang yang lumayan dalam. Aku tak tahu setelah ini apa yang terjadi karena pandanganku gelap. Benar-benar gelap.

Eunjae’s pov

Suara klakson berhasil membuatku terbangun dari tidur. Aku pun membuka mataku. Mobil yang kutumpangi ini masuk jurang. Aku tak tahu benda apa yang mengenai mataku dan berhasil membuat mataku mengeluarkan darah. Sakit. Perih.

Setelah mobil ini berguling beberapa kali, aku membuka mataku. Gelap. Kenapa semuanya gelap? Aku mencoba berdiri. Aku pun memanggil nama Sungmin. Dia tidak menyahuti panggilanku. Ada apa dengannya? Aku tidak bisa melihat apapun. Mungkinkah aku….buta? Aku menangis. Perih rasanya ketika aku menangis. Lagi-lagi darah yang keluar dari mataku. Aku buta. Benar-benar buta. Tuhan, cobaan apa lagi yang Kau berikan padaku.

Hyukjae’s pov

Perasaanku tidak enak saat ini. Tiba-tiba aku memikirkan Eunjae. Kumohon dia baik-baik saja. Ponselku berdering. Kulihat nama yang terpampang. Eunjae. Aku langsung menjawabnya.

“yeoboseyo?”

Suara laki-laki? Dia sedang dimana? Mungkinkah ini suara Sungmin? Tidak. Ini bukan suaranya.

“yeoboseyo?” ulangnya.

“ne. Hyukjae disini. Ada apa?”

“betul kau saudara dari Eunjae?”

“betul. Ada apa dengan Eunjae?”

“dia mengalami kecelakaan. Dan matanya….”

“kenapa? Matanya kenapa?!”

“matanya mengalami pendarahan dan dia…buta.”

“dimana lokasinya sekarang?”

“…….”

Aku pun langsung mematikan sambungan ponselku dengan ponsel Eunjae. Aku menyalakan mobilku, lalu aku pergi ke lokasi yang disebutkan tadi. Sesampainya. Aku langsung mencari Eunjae. Keadaan mobil Sungmin benar-benar parah. Ada satu kantung jenazah. Oh kuharap didalamnya bukan Eunjae. Aku pun masuk kedalam ambulance. Disitu ada Eunjae. Dia terdiam sambil memeluk guling rumah sakit.

“Eunjae-ah…” panggilku lirih.

“Hyukjae-ah? Benar kau Hyukjae?”

Rupanya dia mendengarku, “iya. Benar aku Hyukjae..”

Dia bangkit dari tidur. Dia berusaha berdiri. Ketika dia ingin terjatuh, aku langsung menangkapnya dan menariknya kedalam pelukanku. Dia menangis didalam pelukanku.
“uljima, Eunjae-ah…”

“aku buta, Hyukjae. AKU BUTA!!!”

Ku pererat pelukanku padanya. Tanpa kusadari air mataku mengalir membasahi pipiku. Aku benar-benar sedih melihatnya seperti itu.

“dimana Sungmin?” tanyaku. Dia diam. Kemudian dia menangis lebih keras.

“Sungmin….sudah meninggal..”

Jadi, yang ada didalam kantung jenazah itu… Sungmin? Tuhan, kenapa kau memberikan banyak sekali cobaan dalam hidup kembaranku ini. Dosa apa yang membuatnya bisa mendapatkan cobaan sebanyak ini.

***~Autumn~***

Sudah seminggu Eunjae dirawat dirumah sakit. Keadaanya sudah agak membaik dari sebelumnya. Dia benar-benar butuh seseorang saat ini. Aku sedang memikirkan bagaimana caranya bilang pada eomma atas kejadian ini.

“Hyukjae-ah, aku ingin bertanya sesuatu padamu. Bolehkan?” ucapnya yang berhasil membuyarkan lamunanku.

“silahkan, Eunjae.”

“apakah….kau… masih….eng…mencintaiku…?” Tanyanya hati-hati.
Aku terdiam mendengar ucapannya. Aku melangkah menuju jendela yang tepat berada disamping ranjang rumah sakit tempat Eunjae dirawat. Sambil menatap pemandangan kota Seoul aku menjawab, “masih. Sampai kapan pun aku akan terus mencintaimu, Eunjae. Apakah itu masalah bagimu?”

“tidak. Itu bukan masalah bagiku. Jujur, aku….mulai mencintaimu kembali..”
Bingo! Akhirnya dia bisa mencintaiku lagi.

“tapi, aku takut…” lanjutnya.

“takut kenapa?” tanyaku sambil membelai rambut coklatnya.

“pada eomma dan…kau.”

“padaku? Waeyo?”

“penglihatanku sudah tidak seperti dulu lagi. Aku buta. Aku takut kau tidak bisa menerimaku apa adanya.”

“aku akan selalu menerimamu dalam keaadan apapun, Eunjae.”
Aku duduk disampingnya. Membelai lembut rambutnya. Kusingkirkan rambut yang menghalangi keningnya. Perlahan ku kecup keningnya lembut. Dia memejamkan matanya.

Author’s pov

Seorang lelaki sedang mendorong kursi roda yang berisi seorang perempuan yang terbaring cukup lemah. Kondisi sang perempuan makin hari makin menurun. Sang lelaki ingin membawanya ke sebuah taman yang berada di rumah sakit. Ketika sang perempuan batuk tidak henti-hentinya, sang lelaki mengurungkan niatnya membawa sang perempuan ke taman. Lelaki itu kembali membawa sang perempuan ke ruang tempat dia dirawat.
“Hyukjae-sshi, saudara anda belum bisa dibawa keluar ruangan dulu.” Kata dokter setelah memeriksa kondisi sang perempuan. Lelaki yang bernama Hyukjae itu kembali ke ruangan tempat dimana saudara kembarnya dirawat.

“chagi, kata dokter kau tidak boleh dibawa keluar ruangan dulu.” Kata Hyukjae sambil melangkah mendekati tempat tidur.

“tapi aku bosan di ruangan ini terus.”

“sabarlah. Kau pasti akan sembuh. Percaya padaku!” Hyukjae menyemangati kekasihnya yang sekaligus saudara kembarnya itu.

“aku benar-benar menyusahkanmu. Selain buta, aku pun terkena kanker paru-paru.” Air mata perempuan itu perlahan mulai turun membasahi pipi pucatnya. Hyukjae mengusap air mata kekasihnya itu dengan ibu jarinya, lalu dia menariknya kedalam pelukannya.

“sudah kubilang, aku akan menerimamu dalam keadaan apapun dan kau tak pernah menyusahkanku.” Ucapnya Hyukjae sambil mengelus pelan rambut kekasihnya.

“Hyukjae-ah, bagaimana kalau suatu saat aku meninggalkanmu selamanya?”

“Eunjae! Jangan berbicara seperti itu.”

“tapi semua yang bernyawa pasti akan mati kan?”

“iya jika itu takdirnya. Kau sekarang harus optimis sembuh, Eunjae. Jangan memikirkan hal-hal bodoh yang dapat membuatku tersiksa.”

***~Autumn~***

Bulan sudah berganti. Keaadan Eunjae semakin parah. Eomma mereka berdua belum tahu soal kejadian ini. Tiap eomma mereka menghubungi mereka, mereka selalu menjawab mereka baik-baik saja. Dan eomma mereka pun tidak mengetahui kalau mereka menjalin hubungan sebagai kekasih seperti dulu. Ya, mereka merahasiakan ini dari siapapun. Hanya mereka dan Tuhan yang tahu.

Mendengar kabar bahwa sang eomma akan datang ke Korea, mereka berdua khawatir. Kalau soal hubungan mereka itu mudah untuk disembunyikan, tetapi keadaan Eunjae? Itu mustahil dapat disembunyikan. Akhirnya mereka berdua mengaku. Hyukjae menelepon eommanya. Setelah tersambung, Hyukjae pun menjelaskan semuanya, kecuali hubungan mereka.

“kenapa kalian baru memberitahuku sekarang?”  Tanya eomma mereka setelah sampai di rumah sakit.

“kami takut, eomma..”

“takut? Kenapa takut? Inikan murni kecelakaan. Atau kalian yang merencanakan ini makanya kalian takut?” selidik eomma mereka.

“aniya, eomma! Ini murni kecelakaan.”

“lalu apa yang membuat kalian takut?”

“aku takut….eomma marah.” Jelas Eunjae.

“eomma tidak akan marah sayang…” ucap sang eomma lembut.

***~Autumn~***

Eomma dan Hyukjae sedang berada di pusat perbelanjaan sekarang. Mereka ingin membeli keperluan mereka, terutama makanan. Keadaan ekonomi mereka sedang kritis saat ini, karena sang eomma tidak membawa uang lebih sewaktu dia ingin pergi kesini. Mereka berdua larut dalam diam. Sepanjang perjalanan bahkan sampai di pusat perbelanjaan pun mereka tetap diam. Ada satu hal yang membuat mereka berdua diam dan larut dalam pikiran masing-masing. Eunjae. Itulah yang membuat mereka berdua seperti itu. Eunjae belum mendapat pendonor yang tepat sampai saat ini padahal kanker paru-parunya sudah mencapai stadium ketiga. Dokter pun mengatakan kalau Eunjae belum juga mendapat pendonor yang cocok, maka ia angkat tangan. Hyukjae dan eommanya pun tidak mau kejadian itu terjadi. Hyukjae sangat ingin menjadi pendonor bagi Eunjae, tetapi golongan darah mereka berbeda dan Hyukjae sedang tidak sehat.

Setelah selesai berbelanja, mereka berdua kembali ke rumah sakit. Dibukanya pintu ruangan tempat Eunjae dirawat secara pelan-pelan. Terlihat Eunjae sedang tertidur pulas. Hyukjae melirik kearah jam yang ada ditangannya, 22.30. Sang eomma pulang ke rumah Hyukjae. Dia tidak tega melihat keadaan anaknya seperti itu.

Tersisalah Hyukjae dan Eunjae di ruangan itu. Hyukjae memperhatikan Eunjae intens. Rambutnya yang agak kusut, badannya yang kurus, dan mukanya yang pucat. Itulah yang Hyukjae lihat dari sosok perempuan yang amat dicintainya. Air matanya perlahan mengalir turun. Dengan cepat ia menyeka air matanya itu. Hyukjae duduk disamping Eunjae yang sedang tertidur. Dengan lembut ia membelai rambut Eunjae. Tangannya turun ke mata, hidung dan berhenti di bibir Eunjae. Hyukjae mengusap pelan bibir mungil Eunjae. Setelah puas melihat wajah kekasihnya itu, Hyukjae pun tidur di samping Eunjae sambil menggenggam tangan Eunjae.

Matahari sudah menampakkan dirinya di pagi menjelang siang hari. Sinarnya masuk ke celah-celah jendela ruangan yang ditempati dua insan yang sedang tertidur. Hyukjae terbangun karena sinar matahari yang terpantul oleh kaca. Dia mengerjap-ngerjapkan kedua matanya lalu berjalan menuju jendela dan membukanya. Kota Seoul sangat ramai pagi menjelang siang ini. Daun-daun pepohonan berguguran yang membuat jalanan sedikit kotor, tapi Hyukjae sangat suka melihat daun-daun berguguran. Ada kesan indah tersendiri baginya.

Setelah selesai mandi, dia pun berniat membangunkan Eunjae. Perlahan Hyukjae mengguncang-guncangkan tubuh Eunjae. Eunjae pun bangun dan memnggeliat pelan.

“pagi menjelang siang, chagi.” Sapa Hyukjae hangat.

“pagi menjelang siang juga, Hyukjae-ah.”

“panggil aku chagi, Eunjae.”

“oke oke. Pagi menjelang siang juga, chagi.”

Terbentuk sebuah senyuman di bibir Hyukjae. Eunjae mencoba berdiri dan Hyukjae membantunya. Tiba-tiba Eunjae batuk. Dia menutupi mulutnya dengan tangan kirinya agar virus batuk itu tidak menular ke Hyukjae. Perlahan senyuman yang terbentuk di bibir Hyukjae luntur. Batuk Eunjae berhenti dan dai melepaskan tangannya. Betapa terkejutnya Hyukjae ketika melihat telapak tangan Eunjae. Darah. Ya, batuk itu mengeluarkan darah. Eunjae yang merasa di telapak tangannya terdapat sesuatu dia langsung mencium telapak tangannya dan memegangnya.

“apakah ini darah, Hyukjae?”

“ne, Eunjae. Tolong jangan menangis. Lebih baik kita ke kamar mandi sekarang untuk membersihkan ini.”

Sayangnya Eunjae sudah menangis. Hyukjae yang melihat itu langsung membawanya ke kamar mandi. Sesampainya dia langsung membersihkan tangan Eunjae dan bibirnya.

Tok tok

Hyukjae menyuruh Eunjae untuk tetap di dalam kamar mandi sedangkan ia yang akan membukakan pintu. Eunjae pun menurut. Hyukjae menghampiri pintu, lalu membukanya. Ternyata sang dokter.

“oh. Annyeong Hyukjae-sshi. Ada kabar gembira yang ingin saya katakan.”

“silahkan katakan, dok.”

“saya sudah menemukan pendonor yang tepat untuk Eunjae…”

“nuguya?”

“tunggu. Jangan memotong dulu. Besok pemindahan organ paru-paru sudah bias dilakukan. Oh, iya dia juga menyumbangkan matanya untuk Eunjae. Dan dia tidak mau diketahui siapapun, kecuali saya.”

“waeyo, dok?”

“mollayo. Besok Eunjae sudah bias dioperasi. Jam 13.15. Jangan lupa, Hyukjae-sshi. Baiklah, saya permisi.”

Setelah dokter itu keluar, Hyukjae langsung berlari ke kamar mandi dan memeluk Eunjae. Eunjae terkejut dengan hal itu. Hyukjae pun memberitahu pada Eunjae pembicaraan dia dan dokter tadi. Betapa senangnya Eunjae. Hyukjae langsung menghubungi eommanya.

“yeoboseyo, eomma?”

“ne, Hyukjae. Ada apa?”

“besok Eunjae sudah bisa di operasi….aish berisik sekali. Eomma sedang dimana?”

“eomma sudah kembali ke London, Hyuk. Mianhaeyo jika eomma tidak bilang pada kalian. Titipkan salam eomma pada Eunjae, ya?”

“oke, eomma.”

Sambungan pun terputus.

***~Autumn~***

Sudah 3 jam Hyukjae menunggu. Dokter belum juga keluar dari ruang operasi untuk memberitahu apakah berhasil atau tidak. Setengah jam kemudian dokter keluar dari ruangan itu. Hyukjae langsung menghampiri sang dokter.

“bagaimana, dok?”

“berhasil, Hyukjae-sshi. Organ baru itu bisa beradaptasi di dalam tubuh Eunjae dengan baik. Dia bisa hidup untuk waktu yang lama. Chukhahaeyo!”

Eunjae sudah bisa dibawa ke ruang rawat biasa. Dia sudah bisa melihat sekarang. Sekarang waktunya makan siang. Hyukjae menyuapi Eunjae. Dan Eunjae pun menyuapi Eunhyuk juga. Mereka berdua tertawa.

“akhirnya Tuhan mengizinkanku untuk melihat ketampananmu, Hyukjae-ah.”

-the end-

huaahh akhirnya jadi juga. minta kritik dan sarannya ya elpeudeul~ ^^

[SJFI Fan-Fiction] Imagine FF: The Four Seasons – Spring

Title: The Four Seasons: Spring
Author: Admin DS
Cast: Lee Sungmin, Lee Eunjae (as you), Lee Hyukjae

lanjutan dari The Four Seasons: Winter. happy reading~ warning! ada typo.

Musim Semi telah tiba. Kota Incheon terlihat lebih indah karena bunga-bunga yang bermekaran. Seorang yeoja berkacamata hitam dan menggunakan syal berwarna biru itu keluar dari pintu kedatangan bandara Incheon.
“sangat indah…”

***

Seorang namja berambut pirang sedang memperbaiki gitar kesayangannya. Dia seorang pemain gitar profesional dan satu bulan lagi ia akan mengadakan konser solonya.
“aish…. kenapa gitarku bisa rusak separah ini?”

***

Angin sepoi-sepoi menemani seorang namja yang sedang membersihkan makam.
“yang tenang disana ya, nak..”

***

“aku sudah tahu tentang kematiannya.” Seorang yeoja berjaket kulit putih itu memandang hot chocolatenya.
“jadi, kau akan menyalahkanku?” tanya seorang namja berkacamata hitam.
“tidak, Hyukjae-ah. Ini semua sudah kehendak Tuhan.”
“tapi Eunjae-ah, benar kau tak marah padaku?”
“untuk apa aku marah? Mungkin Tuhan yang marah pada kita.”

Setelah selesai, namja yang bernama Hyukjae itu pun pergi meninggalkan yeoja yang bernama Eunjae. Sebenarnya, Hyukjae masih mencintai Eunjae. Sebaliknya, Eunjae sudah tidak mencintai Hyukjae.

***

“aku datang!!” teriak namja berambut pirang.
“aigo Sungmin-ah, jangan dibiasakan terlambat terus.”
“mianhaeyo seonsaengnim.”
“bagaimana gitarmu?”
Namja yang bernama Sungmin itu mengeluarkan gitarnya, “ini seonsaengnim.”
“sudah diperbaiki rupanya. Baiklah konser solomu bulan depan akan dilaksanakan.”
“baik, seonsaengnim! :D”

Sungmin berlatih keras untuk konser solonya. Dia ingin terlihat sangat mengagumkan dimata orang yang menontonnya.

Malam semakin larut. Sungmin memutuskan untuk pulang. Tidak sengaja ada seseorang yang menabraknya. Bruk! Dia jatuh bersama gitarnya.
“mianhaeyo, agasshi. Aku tidak sengaja. Aku terburu-buru.”
Sungmin meringis. Tangan kanannya patah. Gitarnya pun juga patah. Posisi jatuh Sungmin telungkup dan tangan kanannya yang jatuh duluan. Sungmin menoleh kearah orang yang menabraknya. Yeoja.
“kau tahu? Sebulan lagi aku akan menggelar konser solo pertamaku! Dan kau mematahkan tangan kanan dan gitar kesayanganku yang baru saja aku perbaiki!!”
Sang yeoja terus memohon maaf. Sungmin kesal. Sangat kesal.
“agasshi, tolong maafkan aku… kalau kau tidak mau memaafkanku, aku akan terus berlutut seperti ini.”
Yeoja itu mengancam Sungmin. Sungmin tidak takut pada ancaman aneh yeoja itu.
Sudah hampir setengah jam yeoja itu berlutut pada Sungmin. Sungmin lama kelamaan merasa risih. Akhirnya dia memaafkan yeoja itu.
“terima kasih, agasshi. apa perlu aku membantu agasshi memperbaiki gitar anda?” tawar sang yeoja.
Sungmin menggeleng, “tidak perlu. Aku bisa sendiri. Ngomong-ngomong namamu siapa?”
“Lee Eunjae imnida. Panggil saja Eunjae. Kau Lee Sungmin, kan?”
“iya.”
Eunjae memberikan kartu namanya pada Sungmin, “ini. Kalau kau butuh bantuan, hubungi aku saja. Sudah malam, aku pulang dulu. Annyeong.”

***

Eunjae baru sampai rumah tepat pukul 12 malam. Hal itulah yang menyebabkan ia dihukum eommanya. Eunjae tidak boleh tidur dikamarnya. Dia boleh tidur dimana saja asal tidak dikamarnya. Eunjae pun tidur disofa ruang keluarga. Hyukjae yang melihat itu merasa kasihan pada kembarannya sekaligus cintanya itu. Diselimutinya Eunjae perlahan. Kemudian Hyukjae mengecup kening Eunjae lembut. Setelah itu, Hyukjae kembali kekamarnya.

***

Sungmin kesulitan dalam hal apapun. Semenjak tangan kanannya patah, dia lebih sering mengurung diri di apartemennya.
“oh, iya. Aku kan punya kartu nama yeoja sialan itu. Lebih baik aku meminta bantuan padanya.” Sungmin menghubungi Eunjae. Tidak diangkat. Sungmin meneleponnya lagi. Diangkat.
“yeoboseyo?”
“ini aku, Sungmin. Eunjae-ah, sepertinya aku butuh bantuanmu. Bisa kau datang ke apartemenku?”
“dengan senang hati. Alamatnya?”
Setelah memberitahu alamat apartemennya, Sungmin memutuskan sambungan telepon.

***

Setelah meminta izin pada sang eomma, Eunjae berangkat ke apartemen Sungmin dengan diantar Hyukjae.
“gomawo, Hyukjae-ah.”
“cheonmaneyo. Kalau sudah selesai kau bisa menghubungiku. Akan kujemput.”
Eunjae tersenyum lalu mengangguk.

303. Eunjae telah berdiri didepan pintu apartemen Sungmin. Ditekannya bel apartemen itu. Tak lama pintu terbuka.
“masuklah..” suruh Sungmin.
Eunjae pun masuk. Sungmin mempersilahkan Eunjae untuk duduk.
“apa yang harus kukerjakan?” tanya Eunjae.
“bantu aku jika aku suruh. Kalau bisa kau tinggal di apartemenku agar menghemat ongkosmu.”
Apa? Menginap? Di apartemennya? Tidak Eunjae. Jangan. Tapi aku harus bertanggung jawab atas dia, batinnya. Eunjae pun mengangguk tanda setuju.
“kau bisa mulai sekarang. Tolong bantu aku membersihkan dapur.”
“siap!”

***

Sudah sebulan Eunjae berada di apartemen Sungmin. Tangan Sungmin pun sudah pulih kembali. Eunjae berpamitan untuk pulang, tapi Sungmin menahannya.
“tinggalah beberapa hari lagi disini..”
“tapi Sungmin-sshi, aku harus kembali ke London minggu depan.”
“kau dari London?”
“iya. Tapi aku lahir disini.”
“oke kau boleh pulang. tunggu dulu” Sungmin mengeluarkan 2 tiket konser solonya, “tolong hadir ke acara konser solo pertamaku. Satu tiket untukmu dan yang satunya lagi untuk kembaranmu. Aku penasaran dengannya.”
“haha. Terima kasih, Sungmin-ssi.”

***

Hari dimana konser solo Lee Sungmin tiba. Eunjae sudah siap dengan gaun biru selutut dan sepatu kaca pemberian Hyukjae. Hyukjae pun sudah siap dengan jas hitamnya. Setelah keduanya siap, mereka berangkat.

Konser pun berakhir. Semua penonton memberi bertepuk tangan untuk Sungmin. Permainan gitarnya sangat hebat. Benar-benar memukau.

“sangat keren.” puji Eunjae. Sungmin menoleh, “kau datang juga. Dia kembaranmu?” Hyukjae mengangguk, “Hyukjae imnida. Senang bisa berkenalan dengan anda.”
“aku juga. Oh, iya. Eunjae kau bisa ikut denganku?” kata Sungmin.
“kemana?”
“nanti kau juga tahu. Hyukjae-ssi, aku pinjam kembaranmu sebentar ya.”
Hyukjae mengangguk. Setelah mendapat persetujuan, Sungmin membawa Eunjae kesuatu tempat. Letaknya diatap gedung ini. Sungmin menghias tempat ini semenarik dan seindah mungkin.
“Eunjae-ah, terima kasih karena sudah mau membantuku. Dan terima kasih telah……menghiasi hari-hariku. Aku tahu mungkin ini terlalu cepat, tapi aku ingin kau tahu kalau aku menyukaimu. Maaf karena aku tidak pandai dalam hal berkata-kata. Kau mau menjadi yeojachinguku?”
Eunjae terkejut. Dia diam. Berfikir sejenak.
“kalau kau menerimaku, ambillah bunga mawar ini. Kalau kau menolakku, lemparlah bunga ini ketempat sampah.”
Perlahan Eunjae mengambil bunga mawar itu. Hati Sungmin bergemuruh. Bisa saja dia membuangnya ketempat sampah. Setelah 3 menit, ternyata Eunjae tidak membuangnya. Betapa senang hati Sungmin.
“gomawo, chagi-ah. Saranghaeyo.”
Perlahan, Sungmin mendekatkan mukanya kemuka Eunjae. Chu~ Mereka pun berciuman.

***

Hyukjae mondar mandir diruang tunggu yang berada dibelakang panggung. sudah setengah jam Eunjae belum kembali. Dia pun memutuskan untuk mencari Eunjae. Kesana dan kemari Hyukjae melangkah, tapi tak ketemu. Akhirnya ia memutuskan untuk pergi keatap gedung. Dia pun berhasil menemukan Eunjae.
Degh!
Sakit saat melihat Eunjae berciuman dengan orang lain. Hyukjae mengalihkan pandangannya. Mungkin saatnya dia untuk berhenti mencintai kembarannya itu.

***

Hari ini Eunjae harus kembali ke London bersama eommanya. Hyukjae dan Sungmin ikut mengantar mereka.
Pesawat tujuan London sudah tiba. Dan saatnya untuk memasuki pesawat. Eunjae dan eommanya melambaikan tangan saat mereka memasuki pintu keberangkatan. 5 menit kemudian pesawat yang mereka tumpangi berangkat. Hyukjae dan Sungmin kembali kerumah mereka masing-masing.

-the end-

hehe gimana? makin aneh ya? alurnya udah agak panjang belum? admin minta kritik dan saran ya. gomawo udah mau baca ^^

[SJFI Fan-Fiction] Imagine FF: The Four Seasons – Winter

Title: The Four Seasons: Winter
Author: Admin DS (@FujiwaraFirda)
Cast: Lee Hyukjae, Lee Eunjae (as you)

*Eunjae pov*
Terik matahari berhasil membangunkanku dari tidurku yang nyenyak ini. Kubuka mataku perlahan. Ada sepasang tangan yang memelukku. Kulihat dia sedang tertidur nyenyak. Ku usap pipinya lembut. Sangat lembut. Aku takut membangunkannya. Perlahan ku longgarkan pelukannya. Setelah terlepas, aku segera ke dapur untuk membuat sarapan. Udara kota Seoul sangat dingin. Bahkan jaket tebal berbulu yang sedang aku gunakan ini tidak dapat menahan hawa dingin yang memasuki tubuhku.

*Hyukjae pov*
Harumnya bau masakan berhasil membuatku terbangun. Kulihat istriku sudah tidak ada di tempat tidur. Berarti dia yang memasak! Aku melompat dari tempat tidur dan pergi kearah dapur. Dengan perlahan-lahan aku berjalan agar tidak ketahuan. Tap…tap…tap… setelah sampai, kupeluk dia dari belakang. Dia sedikit terkejut dengan kelakuanku. Hahaha biar saja.
“kau mengganggu ku!” pekiknya. Aku hanya tertawa. Aku dan dia sudah menikah beberapa bulan yang lalu. Dipernikahan kami, eommaku tidak dapat hadir karena pekerjaannya yang menumpuk. Eommaku bekerja di salah satu perusaahan terkenal di London. Istriku bernama Lee Eunjae, satu marga denganku ^^

Setelah selesai memasak, aku membantunya membawa makanan itu keatas meja makan.
“masakanmu selalu enak, yeobo” pujiku. Entah kenapa masakan yang dia buat selalu enak. Aku saja sampai minta diajarkan cara memasak yang enak. Tapi selalu saja gagal.
“yeobo, nanti aku ada acara makan siang bersama teman-teman kantor. Kau mau ikut?”
“baiklah. Aku ikut. Tapi kau jangan coba-coba menggoda teman-teman kantormu ya” ancamnya.
“hahaha. Tenang saja, yeobo”

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

*Eunjae pov*
Akhir-akhir ini aku sering mual-mual dan tidak enak badan. Kuharap ini hanya sakit biasa. Aku belum mengatakan soal ini pada Hyukjae. Dia itu orangnya khawatiran dan panikan. Bisa gawat kalau aku mengatakan hal ini padanya. Ting tong. Bel rumah berbunyi. Hyukjae pasti sudah pulang. Kubukakan pintu dan benar! Hyukjae sudah pulang.
“annyeong, yeobo~ mukamu pucat. Kau sakit?”
Benarkah mukaku pucat? Ah mungkin Tuhan membiarkan Hyukjae tahu soal ini. Tiba-tiba rasa mual itu kembali datang. Aku berlari ke kamar mandi. Hyukjae mengekoriku. Kulihat air muka Hyukjae. Dia panik.
“kita kerumah sakit!” katanya. Hyukjae langsung menggendongku ke mobilnya. Dasar tidak sabaran.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

“selamat! Istri anda hamil.” Setelah mendengar perkataan dokter barusan, Hyukjae langsung memelukku, “yeobo, kita punya anak.” Aku hanya mengangguk.

*Hyukjae pov*
Aku menuntun istriku menaiki tangga agar tidak terjatuh. Betapa senangnya aku, sebentar lagi akan menjadi seorang ayah dari istri yang cantik seperti Eunjae. Aku membawanya keruang tengah dilantai atas. Segera kunyalakan tungku api. Udara kota Seoul benar-benar dingin. Kulihat dia sudah tertidur. Kuselimuti dia dengan perlahan agar dia tidak terbangun.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Usia kandungan istriku sudah menginjak 9 bulan. Aku sudah sangat siap untuk menjadi seorang ayah. Jujur saja, aku tidak suka kalau istriku sedang mengandung seperti ini. Dia jadi sangat cuek denganku. Kadang aku pernah tidak dianggap olehnya.

Istriku sudah melahirkan. Bayinya laki-laki. Akan kuberi nama Lee Eunhyuk. Bagaimana? Bagus, kan? Perpaduan namaku dan istriku.

Usia Eunhyuk sudah menginjak 2 tahun. Ada satu hal yang membuatku dan istriku sedih. Eunhyuk mengalami cacat mental. Tapi aku akan terus mendidik dan mengurusnya dengan baik, juga memberinya nafkah. Itukan tugasku sebagai ayah ^^

Eommaku sudah mendengar kabar tentang anak pertamaku. Dia akan ke Korea besok. Ah, aku tidak sabar melihat ekspresi eommaku.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Eommaku sudah tiba. Aku akan menjemputnya di bandara. Kusuruh istri dan anakku agar tetap dirumah. Aku akan memberi eommaku surprise.

“Hyukjae, kau semakin tampan ya” puji eommaku
“aku memang tampan, eomma”
“oh, iya. Anak dan istrimu mana?”
“mereka ada dirumah. Kajja kita berangkat!”

Mobilku sudah memasuki halaman rumah. Kubukakan pintu mobil agar eommaku bisa keluar.
“rumahmu lumayan besar ya, Hyukjae”
“hahaha. Kajja, kita kedalam!”

Aku memencet bel. Terdengar suara gagang pintu. Dan pintu pun terbuka.
“Eunjae?!” pekik eommaku.

*Eunjae pov*
Bel pintu berbunyi. Aku segera melangkah kearah pintu untuk membukanya. Setelah pintu terbuka, aku sangat terkejut.
“Eunjae?!” pekik eomma Hyukjae.
Hyukjae terlihat bingung, “eomma, jadi eomma sudah kenal dengan Eunjae sebelumnya?”
“dia itu saudara kembarmu, Hyukjae! Kenapa kau tidak memberitahu eomma nama dan orangnya sebelum menikah?! Kenapa?!”
Aku dan Hyukjae tersontak kaget mendengar omongan eomma. Airmata eomma mulai turun, sama sepertiku. Hyukjae terduduk lemas dilantai.
“kalian sudah punya anak, kan?” tanya eomma.
“sudah, eomma..” jawab aku dan Hyukjae bersamaan.
“anak kalian cacat, betul?”
“iya, eomma..”

Airmataku mengalir deras. Orang yang aku cintai adalah saudara kembarku sendiri? Aku mohon pada Tuhan agar aku dibangunkan dari mimpi buruk ini. Tapi ternyata ini bukan mimpi. Ini nyata.
“sebelumnya, eomma minta maaf karena tidak memberitahu kalian kalau kalian kembar. Ini semua karena appa kalian. Dia hanya ingin mempunyai anak laki-laki. Jadi, kau Eunjae, dibuang oleh appamu. Eomma sangat tidak terima. Awalnya eomma ingin bunuh diri karena itu, tapi eomma mengurungkan niat eomma. Maafkan eomma..”
Eomma menangis, aku menangis, Hyukjae pun menangis. Aku masih tidak percaya.

*Hyukjae pov*
Aku menikahi saudara kembarku sendiri? Aku mohon ini hanyalah mimpi. Kalau benar ini mimpi, aku mohon tolong bangunkan aku secepatnya. Sungguh, aku sangat mencintai Eunjae. Sangat amat. Aku memeluk Eunjae. Dia terisak dalam pelukanku. Kenapa eomma baru bilang sekarang?! Kenapa?! Aku terus menggurut dalam hati. Lalu, bagaimana pernikahanku dan Eunjae? Anakku dan Eunjae? Eomma memutuskan agar aku dan Eunjae bercerai. Anak kami, aku yang mengasuh sedangkan Eunjae disuruh eomma ikut dengannya ke London.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Aku dan Eunjae resmi bercerai kemarin. Eunjae pun sudah tidak disini lagi. Dia sudah di London bersama eomma. Aku mengurus Eunhyuk sendirian. Kadang aku menangis jika mengingat kejadian 3 hari yang lalu.
“appa, jangan menangis…” kata Eunhyuk sambil menghapus airmataku. “eomma dimana?” lanjutnya. Aku menghela nafas, “dia di London. Sedang ada kerjaan. Kapan-kapan dia akan kesini”
Setelah mendengar perkataanku, Eunhyuk kembali bermain dengan mainannya. Aku beranjak ke kamar. Disana terdapat foto dimana aku memakai tuxedo hitam dan Eunjae memakai gaun berwarna putih. Di foto itu kami sedang tersenyum bahagia. Eunjae terlihat cantik sekali disitu. Aku merindukannya.
“Eunjae-ah, saranghae”

-the end-

gimana? aneh ya? gak jelas ya? mianhaeyo~ admin minta komentarnya dong tentang ff yang admin buat ini. gomawo udah mau baca ^^

[SJFI Fan-Fiction] Imagine FF: Our love (sequel)

Our love (sequel)

Cast : choi siwon and YOU

“ANDWAEEEE”Siwon memandangimu yang mengerucutkan bibirmu menggembungkan pipimu dan menolak untuk menatapmu. Ia menghela nafas panjang “sayang,punya baby itu tidak mudah,kau harus jadi gendut dulu”Dia mencoba membuat pikiranmu teralihkan dari rencana “making baby”mu. Saat kamu masih tetap menolak menatapnya ia menyentuh dagumu dan tersenyum. “aku mencintaimu sungguh mencintaimu. Aku tak ingin kau kewalahan mengurus baby kita sendirian,aku akan sangat sibuk untuk ke depannya. Aku tak bisa membantumu. Jadi untuk saat ini kita belum bisa punya baby. Kalau waktunya sudah tiba aku akan memberikannya untukmu”

Kamu tetap tak mau memandangnya masih pura pura marah. Padahal sesungguhnya kamu juga mulai mencerna kata katanya. Tapi pemikiranmu yang masih kekanak kanakan berkata lain,kamu merasa ia tidak mau punya anak darimu. Dan kamu merasa tertolak,itu sama saja bahwa ia tak ingin menyentuhmu lagi. Perlahan air matamu menetes,ia panik menghadapimu yang mulai menunjukan gejala akan menangis histeris. “aduh sayang,jangan menangis dong. Aku takut kalau kamu menangis,nanti kalau aku mati gimana?” kamu diam dan menjawab ketus “ya sudah opa mati saja sana”

Sanking kesalnya kamu melempari siwon dengan bantal bantal di kamarmu. Ia langsung berteriak berusaha menghentikanmu tapi kamu tak mau mendengarkannya kamu malah makin brutal. Melempari semua yang ada disekitarmu. Tapi semua tindakan gilamu terhenti saat siwon menarik tanganmu lalu mengecup bibirmu. Matamu melotot dan kamu berusaha melepaskan ciumannya,setelah terlepas ia menatapmu tajam. “aku belum mau punya baby sekarang. Coba sekali ini kau mematuhiku. Aku sibuk jadi jangan menambah bebanku dalam waktu dekat ini. Jangan sampai emosiku naik lagi” jelas sekali bahwa ia sudah mulai marah padamu.

Siwon memungut bajunya yang berserakan lalu masuk ke kamar mandi. Setelah selesai ia memakai baju tidurnya dan mengambil koper besar yang biasa ia bawa saat tour. Diseretnya koper itu keluar, dan tindakan selanjutnya membuatmu benar benar terkejut. Ia mengambil bantalnya dan selimut tebal dari lemari penyimpanan disudut kamar kalian lalu ia kembali keluar. Kamu berlari dan mengikutinya berusaha mencegahnya tapi ia mengabaikanmu lalu masuk ke kamarnya dulu. Memang selama 3bulan diawal pernikahan kalian tidur terpisah. Kamu mencoba membuka pintunya tapi terkunci. Kamu mengetuk pintunya tapi siwon malah menghardikmu “jangan ganggu aku” ujarnya sambil berteriak

Kamu terkejut lalu kembali ke kamar dengan linangan air mata. Kamu benamkan wajahmu di bantal lalu menangis sejadi jadinya. Dada siwon langsung sakit dan dia tahu kamu menangis,tapi ia benar benar marah kali ini. Jadi ia mengabaikan rasa sakit itu dan mulai memejamkan mata. Karna rasa lelah yang dialaminya ia pun tidur. Kamu masih tetap menangis hingga akhirnya kamu tertidur karna terlalu banyak mengeluarkan air mata. Dalam tidur kamu bermimpi siwon meninggalkanmu sendiri karna ia bertemu dengan cintanya yang lain. Kamu tidur dalam gelisah

Esok paginya kamu terlonjak kaget saat mendengar dering hp mu. Ternyata hanya sebuah pesan dari teman campusmu dulu. Kamu mencari disekeliling kamar tapi tak ada siwon disana. Kamu baru ingat kalau tadi malam kalian tidur terpisah. Kamu pergi ke kamarnya,tapi kosong. Ia sudah pergi pagi pagi sekali tanpa pamit padamu. Hatimu kembali sakit. Kamu menyesal telah menuduhnya yang tidak tidak,telah marah marah padanya. Kamu coba untuk menelfonnya tapi ia mengabaikan panggilanmu. Dan saat kamu menelfon untuk yang ke 5 kalinya nomornya tidak aktif,kamu kembali menangis. Di dorm superjunior siwon mencoba mengabaikan sakit yang ia rasa. Ia benar benar marah padamu

Kamu tidak makan apapun hari ini karna siwon masih marah padamu. Dan yang kena imbas kemarahan siwon adalah eunhyuk. Saat siwon melakukan kesalahan di latihan dance bukannya eunhyuk yang marah pada siwon. Tapi siwon yang marah pada eunhyuk dan hal itu membuat semua member heran. Tak biasanya siwon begitu emosi seperti ini. Apalagi setelah bersamamu,siwon malah tidak pernah bisa berhenti tertawa. Eeteuk yang menyadari adanya konflik antara kalian hanya dapat menunggu waktu yang tepat untuk bicara dengan dongsaengnya itu. Hari sudah menunjukan pukul 12 malam tapi kamu masih setia menunggu siwon di ruang tengah. Sayup sayup terdengar suara mesin mobil memasuki garasi rumah kalian. Kamu berlari menuju pintu untuk menyambut siwon,tapi saat mendapatimu di sana siwon tampak tidak peduli dan langsung menuju kamarnya. Blam. Pintu terbanting keras. Dan air matamu kembali turun

Sama seperti kemarin saat kamu bangun siwon sudah tidak ada di kamarnya. Kamu membula kulkas dan mengambil sekantung sereal dan sußu untuk sarapanmu pagi ini. Selesai sarapan kamu membereskan rumah yang seperti kapal pecah dan bertaburan tissu dimana mana saat kamu menangis seharian kemarin. Kamu menata ulang rumahmu sendirian. Mendorong sofa ke sisi lain,menggeser lemari pajangan dan mengganti permadani. Semuanya kamu kerjakan dengan penuh kesedihan. Kamu memakai semua yang dapat memubuat siwon nyaman,apapun yang ia sukai. Tapi saat ia pulang tanpa melihatmu ia masuk kamar dan mengunci pintu. Malam itu jarum jam menunjukan angka 2. Hatimu sakit.

Hampir seminggu siwon memperlakukanmu seperti itu. Tidak mau melihatmu,tidak mau bicara padamu,selalu pulang malam. Bahkan tak jarang ia pulang dalam keadaan mabuk. Seperti malam ini,ia pulang dalam keadaan mabuk. Bau alkohol tercium jelas dari mulutnya,kamu yang mulai terlelap dalam tidur terbangun saat siwon membuka pintu kamarmu kasar. Dia berjalan sempoyongan menuju kasurmu,kamu terduduk dan menatapnya takut. Matanya merah dan tampak semburat putus asa disana. Kamu mulai mual karna mencium bau alkohol dari mulutnya. Ia menindihmu dan memperlakukanmu dengan kasar,sesuatu yang tak pernah ia lakukan saat menyentuhmu sebelumnya. Air matamu menetes saat ia semakin memaksakan dirinya. Perih menyerang sekujur tubuhmu. Tapi perih yang makin terasa adalah pedih dihatimu.

Kamu berusaha bangun meskipun sekujur tubuhmu sakit menuju kamar mandi di kamarmu. Kamu mandi dan membersihkan tubuhmu dari perlakuan siwon semalam. Terlihat jelas memar memar disekujur tubuhmu. Air matamu menetes begitu saja mengingat perlakuan siwon. Setelah selesai mandi kamu membereskan tempat tidurmu mengganti seprainya dengan yang baru. Kamu mendapati siwon terdampar dilantai kamar kalian. Kamu menyelimutinya lalu kamu ke dapur dan membuat sarapan. Kamu yang merasa belum siap bertemu siwon memutuskan untuk menenangkan dirimu sejenak,kamu pergi ke taman komplek rumahmu. Menghirup udara segar dan berusaha menghilangkan beban batinmu. Semilir angin menerpa wajahmu memberikan sensasi tersendiri dikulitmu. Kamu pejamkan matamu mengirup nafasmu dalam dalam.

Siwon terbangun dan mendapati dirinya di lantai kamar kalian. Ia memperhatikan sekelilingnya dan tak menemukanmu di atas kasur,ia mencarimu kesekeliling rumah tapi kamu tak ada dimanapun. Tertatih ia membawa mobilnya berkelìling komplek rumah kalian. Ia mendapatimu sedang duduk termenung menatatp sebuah keluarga kecil tak jauh dari tempat dudukmu. Keluarga kecil itu terlihat sangat bahagia saat menemani baby mungilnya bermain di taman. Kamu memperhatikan baby itu sambil tersenyum tipis,hatimu sakit saat teringat lagi betapa kerasnya siwon menolak untuk punya anak tapi malah melakukannya lagi. Kamu tertunduk bulir bulir air mata jatuh di pipimu. Siwon yang sedang berjalan kearahmu langsung memegang dadanya,setengah berlari ia menuju tempatmu. Sejenak ia mengedarkan pandangannya ke sekitar taman dan saat ia melihat keluarga itu rasa bersalah menyergapi hatinya.

Pundakmu bergetar naik turun dan air matamu jatuh tanpa dapat kamu hentikan. “kau sudah dewasa. Apa tidak malu menangis ditempat umum seperti ini?” siwon menjatuhkan dirinya tepat disebelahmu. Dia menatap lurus ke depan sedangkan kamu sibuk menghapus air matamu dengan punggung tangan. Kamu berdiri dan beranjak meninggalkan taman,siwon hanya mampu menatapmu yang perlahan menjauh tapi ia terlalu lemah uotuk dapat menyusulmu. Kamu berjalan menuju rumahmu lalu masuk ke kamar,nafsu makanmu benar benar buruk akhir akhir ini. Kepalamu pusing dan dunia disekitarmu terasa berputar putar. Kamu merebahkan tubuhmu dikasur lalu terlelap. Dalam mimpimu kamu melihat seseorang yang menjadi sumber kebahagiaanmu memberikanmu kekuatan dan cinta.

Sesaat setelah kamu terlelap siwon pulang dan langsung menuju kamar kalian. Ia membelai rambutmu dan mengelus pipimu. Ia memandangimu sambil tersenyum “maafkan aku,dan ku mohon jangan menyiksa dirimu seperti ini” dia membenarkan selimutmu lalu mencium bibirmu. Di senandungkannya lagu lagu favoritemu dan itu membuatmu semakin nyenyak. Kamu menggeliat malas ia hanya memandangimu dan kembali tersenyum. “SARANGHAE”

Ia keluar dari kamar kalian dan menuju ruang tengah. Dihempaskannya tubuh berotot itu disofa dan mulai menyalakan tv. Ingatannya melayang pada kata kata eeteuk saat wanitanya dulu kembali “untuk saat ini sebaiknya kau jangan tmengajak istrimu kemana mana,pasti banyak wartawan yang mengejarmu. Aku tidak mau istrimu yang tidak tau apa apa akan merasa terganggu” itulah alasannya siwon tak ingin punya anak,pernikahan kalian yang dirahasiakan akan terbongkar jika media tau ada seorang wanita yang melahirkan anak siwon. Ia mengalihkan pandangannya ke foto pernikahan kalian yang terpasang di dinding. “aku merindukan senyum manismu” ujarnya lirih.

Kamu terbangun karna ada suara gaduh dari kamar siwon,kamu melihat keadaannya dan ia tampak sedang mengemasi pakainnya ke dalam koper. Tanpa memandangmu ia berkata “aku akan ke taiwan untuk promo skip beat beberapa hari dengan donghae. Kau mau tinggal di rumah atau ku antar ke rumah eeteuk hyung?” ternyata ia menyadari kehadiranmu di ambang pintu kamarnya. Kamu termangu menatapnya. “kau mau tinggal dirumah atau ku antar ke tempat eeteuk hyung?” ia bertanya sekali lagi padamu. “aku bukan anak kecil,aku bisa menjaga diriku sendiri. Dan lagipula aku kan sudah sering ditinggal pergi olehmu. Tak perlu khawatirkan aku” kata kata itu meluncur begitu saja dari mulutmu. Tapi kamu tak mau mempedulikannya,karna menurutmu apa yang telah siwon lakukan lebih sakit daripada kata katamu tadi

Sebenarnya wajar siwon bertanya begitu karna ia takut saat ia pergi nanti ada wartawan yang mengganggumu. Tapi karna kamu sudah terlanjur sakit hati kamu merasa kalau siwon selama ini hanya menganggapmu sebagai penghambat karirnya di luar negri. Kamu berbalik dan pergi ke kamar mandi ia hanya mengiringi kepergianmu dengan senyuman di bibirnya ia mengerti bahwa kamu sedang merajuk padanya saat ini.

Siwon telah pergi ke taiwan tadi,kamu tak mau mengantarnya jadi kamu berpura pura sibuk dengan cucianmu. Ia pergi tanpa menciummu dan kamu merasa sedih. Kamu berharap ia akan menghampirimu dan memberikan satu ciuman meskipun kamu marah. Kamu hempaskan baju yang sedang kamu genggam dan berlari secepat kilat menuju kamar mandi kamu menaruh cincin pernikahan kalian disana saat mandi tadi. Ketika kamu menatap pantulan tubuhmu di kaca besar kamu merasa ada yang aneh disana tapi kamu tak menyadarinya.

Siwon tak hanya pergi ke taiwan,karna ia harus pergi ke berbagai negara untuk super show 4 mereka,jadi kamu akan ditinggal lagi selama berapa bulan kedepan. Selama siwon meninggalkanmu ia menyuruhmu untuk membantu sora merawat anaknya karna eeteuk juga akan sangat sibuk. Kamu yang begitu menyukai anak baby langsung mematuhi perintah siwon. Tanpa kamu ketahui tiap ada waktu luang siwon akan menanyakan kabarmu seharian ke sora karna kamu tak mau menerima telfon darinya. Bahkan tak jarang kamu hanya menjawab panggilannya tapi tak mau bicara.

Siwon menelfonmu untuk ke yang puluhan kalinya tapi tak ada jawaban. Ini sudah bulan ke 6 kalian berpisah tapi kamu tetap tak mau menerima panggilannya. Siwon menatap layar hp nya dengan frustasi,ia mendengar kabar tidak menyenangkan dari sora tadi pagi. Sora mengatakan bahwa ada masalah besar yang menimpamu. Siwon benar benar khawatir dengan keadaanmu saat ini. Ia memutuskan untuk pulang ke seoul hari ini dengan atau tanpa izin dari managernya. Ia hanya mengabari eeteuk lewat sms setelah ia tiba di bandara.

Siwon langsung menuju dorm karna ia yakin kamu ada disana,saat ia mulai memasuki lingkungan dormnya tampak berpuluh puluh wartawan di depan pintu gedung itu. Saat melihat mobil siwon memasuki parkir area wartawan langsung menyerbu. Siwon yang sdbenarnya ada di pintu belakang gedung langsung naik menuju dorm bawah. Ia mendapati semua keluarga kalian disana,mengerubungimu yang duduk di salah satu sofa. Ia menerobos kerumunan itu dan saat melihat kondisimu ia langsung menatapmu dengan benar benar shock. Kamu hamil.

Siwon duduk disofa yang berada di sebrangmu. Ia menatapmu tajam dan menatap perutmu yang semakin membuncit. Ia menghela nafas berat “kenapa ini bisa terjadi dan kenapa kau tak mengabariku? Kau fikir aku apa? Aku sudah berusaha menghubungimu tapi tak pernah kau jawab. Dan sekarang kau hamil aku tak tau. Kau ingin semua orang berfikir aku menelantarkanmu dan tak mau mengurusmu begitu? Kau mau semua orang bencidan menyalahkanku? Itu yang kau mau?” ia menggebrak meja diantara kalian hingga kamu terlonjak. Semua yang ada disana tak dapat berbuat apa apa. Tertatih kamu mendekati siwon “oppa boleh marah padaku,oppa boleh melakukan apa saja yang oppa mau. Bahkan jika oppa mau mencerikanku aku rela oppa. Tapiku mohon. Jangan suruh aku menggugurkan kandungan ini hanya karna oppa tak mau memiliki anak dariku. Aku mohon oppa aku mohon” dengan beruqai air mata kamu berlutut di kaki siwon menjatuhkan semua air mata dan harga dirimu. Siwon yang tak percaya akan kata katamu tadi hanya dapat diam,kamu mendongakan kepalamu kewajahnya. “aku mohon oppa jangan ambil anakku” kamu memandanginya dengan wajah yang benar benar putus asa. Dia menatapmu dan sesaat tersentak begitu mengetahu betapa kurusnya dirimu saat ini. Dia bangkit hingga kamu hampir terjatuh kebelakang “tidak aku tidak bisa,maafkan aku sayang. Maafkan aku semuanya” ia berjalan menuju pintu depan,dan saat ia hendak meraih ganggang pintu “bruk” kamu terjatuh karna mencoba berdiri untuk menyusulnya. Semua yang ada diruangan berteriak memanggil namamu.

Kamu mengerjap ngerjapkan matamu menyesuaikannya dengan lampu di tempatmu berada. Siwon menggenggam tanganmu semakin erat saat kamu sudah benar benar sadar. Dia mensejajarkan wajahnya denganmu “kau sudah bangun sayang?” kamu mengangguk lemah lalu mulai diserang rasa panik otomatis kamu meraba perutmu. Siwon yang mengikuti gerakan tanganmu langsung tersenyum simpul “aku tak akan pernah menyuruhmu menggugurkan bayi kita” kamu menatap wajahnya “maksud oppa?” dia membelai keningmu “aku sadar aku pernah berkata bahwa aku tak mau punya anak untuk saat ini. Tapi jika dia telah ada untuk apa aku menolak? Aku justru benar benar menantikan adanya isak tangis bayi diantara kita. Sesuatu yang menjadi kebahagiaanmu juga menjadi kebahagiaanku” kamu terharu mendengar kata katanya “dan tadi aku bermaksud untuk menjelaskannya. Aku sudah memberitahu semua orang diseluruh dunia bahwa aku telah memiliki seorang putri cantik yang aku cintai. Dan putri cantik itu saat ini sedang mengandung anakku” kamu membelalakan matamu. “oppa melakukannya? Kenapa oppa? Pasti akan banyak yang membenci oppa” ia tersenyum “karna aku mencintaimu. Lagipula aku hidup bersamamu bukan bersama mereka. Aku yakin elf akan menerima hubungan ini,tapi jika tidak aku siap menerima segala kemungkinan” kamu menangis dan memeluknya erat. “terimakasih oppa. Untuk semua cinta dan ketulusan hatimu. Aku mencintaimu tuan choi” dia mengecup puncak kepalamu lalu menjawab “aku juga mencintaimu”. Cukup lama kalian berpelukan dan saat kamu melepaskan diri ia menatapmu iba “kau kurus” kamu tersenyum getir “kau jelek kalau kurus. Lagipula apa kau tidak takut kalau anak kita kelaparan? Kau bukan calon ibu yang baik” kamu cemberut mendengar kata katanya “hahahahaha. Aku merindukan ekspresimu itu sayang” diciumnya bibirmu sekilas lalu diraihnya semangkuk bubur di nakas tempat tidur. Disuapinya kamu dengan penuh cinta,saat buburmu sudah habis ia bertepuk tangan. “aku yakin aku pasti akan mendapingimu selamanya. Dan dia pasti bangga memiliki ayah setampan aku. Karna dia anakku” kamu mengangguk setuju. “tapi dia sesungguhnya memiliki 13 ayah siwon” terdengar suara yesung diambang pintu. Ternyata mereka juga menyusul siwon pulang. Kamu tersenyum membenarkan kata kata yesung dalam hati. “pasti baby akan sangat bahagia” pikirmu

END

[SJFI Fan-Fiction] Imagine FF: Our Love

Our Love
Cast : choi siwon and YOU
Author : min HS ( @sakinahzafrina)

Ini murni dari otak mimin ^^

Kamu terbangun dari tidurmu saat hangatnya matahari pagi menusuk mata dan wajahmu.Kamu menggeliat malas dan meregangkan tubuh sambil mengumpulkan nyawa.Kamu melirik ke sebelah kananmu,tersenyum saat melihat suamimu sedang terlelap.Kamu lepaskan pelukannya dipinggangmu tanpa membangunkannya.Kamu berusaha berdiri saa sepasang lengan kekar kembali menarikmu kekasur dan mendekapmu erat.Ia berbisik “good morning chagi”
Kamu berusaha lepas dari pelukannya tapi itu sia sia karna ia mengunci erat tubuhmu.”aku akan melepaskanmu jika kau memberikan aku morning kiss” ujarnya sambil kembali mengetatkan pelukannya.Kamu menatap matanya yang tertutup menikmati wangi tubuhmu di pagi hari.”oppa belum gosok gigi” kamu berusaha menolak tapi sial ia tetap tidak bergeming.Kamu menaikan badanmu hingga wajahmu sejajar dengan wajahnya.Kamu kecup bibirnya perlahan tapi pasti. Dapat kamu rasakan senyumnya dibibirmu. Kamu akhiri morning kiss itu dengan mengecup kedua matanya
Akhirnya ia melepaskanmu,membuka matanya dan menatapmu dengan senyum jokernya.”kau tau? Aku selalu suka saat bibirmu menyentuh bibirku,rasanya hangat”Kamu tertunduk malu,kedua pipimu memanas dan dia tau itu.Dikecupnya keningmu lembut,kemudian menenggelamkan wajahnya di helaian rambutmu.”aku juga menyukai wangi tubuhmu,itu seperti vitamin untukku,boleh aku tau kau pakai sabun apa?”Dia terkekeh pelan mendengar perkataannya sendiri.Kamu semakin menenggelamkan dirimu di dada bidangnya. Tersipu mendengar pujiannya untukmu
Dia tertawa renyah saat merasakan wajahmu memanas didadanya. Diangkatnya tubuhmu dalam pelukannya.Dia berputar putar di tengah kamar kalian,membuat mu terasa terbang.Dia berhenti dan menurunkanmu,mengecup keningmu dan masuk ke kamar mandi.Kamu seperti berada di atas awan,dengan oleng kamu menuju dapur.Wajahmu masih memanas,dan tanpa kamu sadari kamu memasak sambil tersenyum bahagia.
Kamu bersenandung pelang,melantunkan nada nada lagu a day yang kamu gemari.Saat kamu membalikan omelet di atas wajan,kegaduhan terdengar dari pintu rumahmu,dan tak lama deru derap langkah dari semua teman suamimu bergema di seluruh rumah.”siwon hyuuuuung” suara lengkingan khas ryeowook dari bawah tangga rumah kalian membuatmu terlonjak kaget.Kamu yang paling tidak bisa mendengar nada berbicara yang tinggi langsung terisak.Kamu terduduk diantara meja pantry menekuk lututmu dan menenggelamkan wajahmu disana”oppaaaa” kamu berseru lirihSaat kamu rasakan genggamannya dipundakmu kamu mengangkat wajahmu dan tanpa aba aba kamu menghambur ke pelukannya,menumpahkan air matamu disana.Diusapnya punggungmu pelan,menenangkanmu dengan cinta dan sayangnya
Dilepaskannya dirimu dari pelukannya,ditatapnya ryeowook dengan kesal,yang ditatap hanya nyengir dan melangkah kearahmu”mianhae saeng,tadi oppa lupa kau tidak suka suara berisik,maafkan oppa ya” dia memasang aegyonya di hadapanmu,kamu mengangguk dan tersenyum lemah.Kamu mengalihkan pandanganmu ke siwon “oppa ada acara?” dia mengangguk dan menatapmu dengan pandangan bersalah “maaf,oppa tau oppa akan membatalkan janji untuk nonton bersama lagi,maafkan oppa ya” dia menggenggam tanganmu erat dan mengecup pipimu yang chubby itu
Kamu mengangguk lalu tersenyum,kamu menyadari resiko menjadi istrinya akan sering ditinggal. Ditariknya kamu hingga berdiri lalu dia membantumu menghidangkan sarapan. Semua member makan bersama dan kamu juga ikut terbawa suasana.Begitu semua selesai dengan sarapannya mereka pamit. Kamu mengantar siwon hingga pintu depan,kamu menatapnya dan ia juga menatapmu. Ia tersenyum,menundukan badan hingga sejajar dengan wajahmu,mengecup keningmu,matamu,hidungmu,dan kemudian bibirmu. Dipeluknya dirimu dan menghembuskan nafasnya di lehermu,kamu merasa nyaman. Perlahan ia lepaskan dan mulai beranjak pergi. Kamu melambaikan tanganmu padanya sebelum ia benar benar menghilang.Kamu masuk dan mengunci pintu rumahmu. Kamu pandangi rumah mungil ini,sudah 1tahun kamu hidup bersamanya. Melewati waktu dengan cinta,sayang dan kebahagiaan. Setiap kali ia pergi kamu tak begitu kesepian,karna disetiap sudut rumah telah kalian hiasi dengan pelukan hangat dan kecupan kecupan ringan yang terkadang membuatmu melayang.
Kamu membereskan piring piring kotor yang menumpuk di meja makan. Saat mencuci piring itu ingatanmu kembali melayang pada awal awal pertemuanmu dengan siwon.Kamu sedang menatap makam oppa mu,oppa tersayangmu yang pergi tanpa pamit dan meninggalkanmu sendiri. Namun dibalik kepergiannya dia ternyata telah menyiapkan kejutan manis untukmu,pengganti dirinya yang akan menjagamu seperti dia. Ditengah deras hujan siwon datang dan menarikmu kepelukannya. Keesokan harinya siwon menggiringmu ke tempat pernikahan kalian yang bernuansa biru lembut,warna favoritmu. Malam pertama pernikahanmu kalian habiskan di sebuah resort yang mewah,berbaring dipinggir pantai dan menatap bintang berdua. Dia merangkulmu,meletakan kepalamu dilengan kanannya dan menyembunyikan wajahmu didadanya. Menceritakan sebuah dongeng indah yang membuatmu terlelap dipelukannya
Selama 1tahun ini kamu membanun kepercayaan untuknya,kepercayaan untuk memelukmu menyentuhmu menciummu dan membahagiakanmu. Dia memperlakukanmu bagaikan ratu. Menuruti semua keinginanmu,mengabulkan permintaanmu bahkan ia rela membatalkan acaranya di berbagai stasiun tv hanya untuk menemanimu dirumah. Kamu tau ia begitu mencintaimu,begitu pun dirimu yang tak dapat berjauhan darinya. Pernah ia memarahimu hanya karna kamu mandi hujan ditaman belakang.
Kamu tidak mau keluar kamar sampai 2 hari,ia sudah membujukmu dengan segala cara agar kamu mau memaafkannya yang membentakmu.Ia bahkan sampai rela mengalahkan rasa cemburunya pada yesung karna kamu begitu mengagumi hyungnya yang satu itu. Ia meminta yesung untuk bernyanyi di depan kamar kalian. Dia juga membelikanmu berbagai macam jenis coklat. Kamu akhirnya membuka pintu. Ia berusaha menjelaskan padamu bahwa ia hanya tidak ingin kamu sakit. Dan malam itu kalian habiskan dengan bercengkrama di bathup kamar mandi. Berendam dengan air dingin tapi terasa hangat karna kamu berada di dekapannya
Keesokan harinya kalian menderita demam hebat tapi bukannya pergi ke dokter kalian malah memakan ice cream ditempat favorit kalian hingga suaranya hilang. Kamu tertawa mengingat kejadian itu.Setelah piringmu selesai dicuci,kamu menghidupkan tv karna ada super junior di salah satu stasiunnya. Kamu baru akan mengambil cemilan saat telphon rumahmu berdering. Kamu bergegas mengangkatnya dan tertegun saat tau siapa yang berbicara denganmu. Seorang wanita.
Sebuah percakapan singkat terjadi antara kamu dan wanita itu. Kamu hanya diam mendengarkan penuturannya. Yang mengatakan bahwa ia tadi sudah ada janji dengan suamimu. Kamu terhenyak. Ingin bertanya apa maksudnya tapi hati berkata lain. Kamu menahannya karna kamu yakin siwon tidak akan mengkhianatimu begitu saja. Setelah kamu meletakan kembali gagang telphon itu kamu menjadi termenung dan bertanya. Siapa gadis itu? Kenapa siwon tidak bilang ada janji dengan seorang wanita? Perlahan hempasan ombak rasa sakit menerpa hatimu,melemparmu ke pinggir pantai dan kembali menarikmu ke tengah laut. Air matamu terjatuh memikirkan apapun yang mungkin terjadi antara mereka. Suamimu dan wanita itu.
Sekitar jam 11 malam siwon pulang kerumah,ia mendapati kamu tengah terlelap diruang tengah. Di gendongnya tubuhmu dan dibawanya ke kamar kalian. Perlahan diletakannya tubuhmu dikasur. Setelah itu dia mandi dan berbaring disebelahmu. Kamu merasakan kasur bergoyang saat ia naik,kamu terbangun dari tidurmu “maaf mengganggu tidurmu chagi” kamu hanya menatapnya dalam keremangan kamar kalian. Rasa takut akan kehilangan dirinya mendera hatimu. Kamu merebahkan kepalamu di dada bidangnya,ia yang tengah bersandar pada kepala tempat tidur sedikit tersentak saat kamu perlahan naik dan menempatkan wajahmu dilehernya. Sejenak hanya keheningan yang meliputi kalian,kamu masih ragu untuk bertanya siapa wanita itu. Dan akhirnya setelah segala kemungkinan terburuk menghantuimu kamu memberanikan diri untuk bertanya pada suamimu. Lebih baik kamu disakiti oleh kenyataan daripada dibahagiakan oleh kebohongan bukan?
“oppa?” kamu memanggilnya tanpa memandang siwon yang terlena karna hangat nafasmu. “kenapa? Ada yang ingin kau sampaikan padaku?” ia bertanya padamu sambil menarikmu semakin dekat “tadi… Ada wanita yang menelfon kerumah,ia mencarimu,dan ia bilang oppa telah berjanji untuk bertemu dengannya. Dia siapa oppa? Oppa tidak mengkhianati ku kan?” kamu menumpahkan semuanya tanpa terkendali. Seakan takut mendengar jawabannya kamu menutup telingamu dengan tangan. Ia menurunkan tubuhnya hingga wajah kalian berhadapan. Dilepaskan tangan yang menutupi telingamu. “kau tau kenapa aku menikahimu?” pertanyaannya membuatmu tertegun “aku yakin kau pasti berpikir bahwa aku melakukannya karna Junsu hyung menitipkanmu padaku. Tapi kau salah. Aku melakukannya karna aku mencintaimu. Jujur aku katakan,di awal pernikahan kita aku tidak setia padamu. Aku lelaki normal sayang,aku pasti akan tergoda jika ada wanita yang dekat denganku. Perlahan kau menunjukan rasa percayamu padaku,sejak itu jugalah aku tak tau mengapa aku selalu menganggap semua wanita diluar sana adalah dirimu. Suatu hari aku sadar kenapa aku begitu. Karna kau mempercayaiku. Rasa percayamu yang penuh kepadaku membuatku sesak setiap kali ada wanita lain disampingku. Aku takut kehilangan kepercayaanmu. Kehilangan senyum manismu untukku” kamu terpaku tak mampu berkata. “jika kau percaya padaku,janganlah berpikir macam macam lagi,jangan menangis lagi” kali ini kamu tersentak,bagaimana ia tau kamu menangis? Pikirmu. “aku sakit sayang,setiap kali kau menangis hatiku sakit,meskipun kau tidak ada disampingku” kamu terharu,kalian telah menjadi satu,saling merasakan apa yang terjadi,ia menatapmu kembali dengan senyumannya “kau mempercayaiku kan?” kamu mengangguk dan ia menciummu hangat “terimakasih” dia berbisik ditelingamu,sebelum kalian menembus tingginya langit malam dan terlena dalam surga yang memabukan,merasakan keindahan satu sama lain
Hangat matahari pagi kembali mengusik tidurmu. Tapi bukan di wajahmu,tetapi di punggungmu yang terbuka. Kamu menggeliat aneh dalam pelukan suamimu,menatapnya dan mengerucutkan bibirmu “oppa sudah bangun kan?” kamu mencubit pinggangnya pelan, “hahahaha bagaimana kau bisa tau sayang? Apa actingku kurang bagus?” kamu mendengus kesal “mana ada orang tidur yang matanya berkedut kedut seperti oppa” ia tertawa membahana menikmati ekspresi kesalmu. Kamu menatapnya intens,masih terbebani oleh satu pertanyaan. “oppa? Oppa belum menjawab pertanyaanku” dia berhenti tertawa dan menatapmu heran “pertanyaan yang mana?””siapa wanita itu?” bukannya menjawab dia malah menyembunyikan wajahnya dilekukan lehermu “apakah aku harus menjawabnya?” kamu memukul bahunya “tentu saja harus” dia kembali tertawa “dia bukan siapa siapa,dia kakaknya kyuhyun,cho ahra. Jangan cemburu begitu” kamu tersipu malu, “aku tidak cemburu,hanya bertanya” kamu mengelak saat ia menatapmu. Ia tersenyum nakal dan mencium dagumu lembut. Kamu kegelian.
Kamu kembali sendirian hari ini. GDA osaka membuatmu ditinggal oleh siwon. Kamu benar benar merindukannya,tapi kamu tidak dapat melihatnya tampil karna ada acara di rumah eomma siwon hari ini. Kamu mulai melupakan kesedihanmu,bercanda tawa dengan keluarga siwon memang selalu menyenangkan. Pukul 10 malam kamu pamit pulang diantar oleh supir pribadi ayah mertuamu. Tanpa kamu sadari gulungan badai mahadahsyat menantimu di depan sana. Membuatmu terjatuh,menangis,bangkit dan terjatuh lagi.
Kamu baru saja selesai membereskan kamarmu saat bel rumahmu berdering,setengah berlari kamu menuruni anak tangga dan meraih handle pintu. Ternyata tukang pos,ia memberikanmu sebuah bingkisan. Kamu meletakan bingkisan itu di dapur,lalu mulai membukanya. Ada beberapa lembar foto. Kamu tertegun melihatnya,suamimu. Dengan wanita lain. Gelombang rasa sakit menderamu. Memberikan rasa takut yang tergambar jelas. Sayup sayup tv di ruang tengahmu menampakan siwon di sebuah acara. Mc bertanya siapa kekasihnya,dan photo itu tampak di layar tv mu. Buram. Sejenak kegelapan mendekatimu. Sebelum rasa sakit menghampiri tubuhmu,hatimu telah hancur lebih dulu
Kamu tersadar dari gelapnya duniamu. Wangi maskulin suamimu membuatmu kembali ke dunia nyata. Tampak siwon mengenggam tanganmu erat. Memandangmu dengan cemas. Pusing mendera kepalamu “kau tidak apa apa sayang?” siwon mendekati wajahmu dan menempelkan keningnya dikeningmu. “badanmu panas,kau kenapa?” mendengar pertanyaannya kamu kembali menangis. “oppa jahat,oppa bohon padaku. Gadis itu bukan cho ahra,dia kekasih oppa dulu” siwon kaget mendengar penuturunanmu. “dia hanya masa laluku,dan kau masa depanku” ia mencoba menenangkanmu “tapi ia datang lagi,dan kenapa oppa bohong padaku?” “aku hanya tidak ingin kau khawatir” kamu membuang pandanganmu,dan kamu tersadar bahwa kamu tidak dirumahmu saat ini. “ini dimana?” tanyamu tanpa menatapnya. “para wartawan mengejarku,aku tidak ingin kau mendapatkan masalah juga,jadi untuk sementara kau tinggal dengan eeteuk hyung dan sora noona”
Kamu terhenyak,menurutmu itu bukan alasan sesungguhnya “oppa bohong,oppa pasti tidak ingin aku tau bahwa oppa selingkuh,iya kan? Oppa jahat,aku benci oppa” kamu menangis sesegukan sambil menulu dada siwon. Kamu merasa dikhianati olehnya. Kamu kecewa. Dia menatapmu tidak percaya bahwa kamu berfikir begitu “apakah kini kau begitu membenciku? Kau tidak percaya lagi padaku? Aku mencintaimu,tak seharusnya kau ragukan itu. Jangan berpikir aku mengkhianatimu lagi,itu tak akan pernah begitu. Aku bukan tipikal lagi yang mudah jatuh cinta,tapi jika aku mencintai sesdorang aku akan melakukan segala cara untuk membuktikannya” siwon mendekapmu erat,seakan tak ingin kau lari kemanapun,tak rela kehilanganmu. Kamu tak membalas perkataannya. Hanya masih menangis terisak. Terasa setetes air mengalir di pundakmu. Siwon menangis
Kamu hendak melepaskan diri dari pelukannya,ingin memastikan apakah ia menangis atau tidak,tapi ia menahanmu. Tak ia biarkan kamu lepas darinya,ia sungguh terisak. Ia menunjukan kelemahannya di hadapanmu. Ia menangis untukmu. “aku mohon,percaya padaku. Aku mencintaimu,tak ada yang lain,hanya dirimu. Saat ini dan selamanya hanya dirimu. Jangan ragukan aku. Jangan benci aku. Aku akan melakukan segalanya agar kau percaya lagi padaku. Kumohon” bahunya berguncang hebat “tak apa jika kau tak lagi mencintaiku,tapi jangan ragu padaku” ia menatapmu. Matanya merah,pipinya basah. Tak kamu sangka ia benar benar menangis. Kamu tersentuh,kamu hapus air matanya,kamu kecup pipinya. “tunggulah disini,aku akan menyelesaikan masalah ini secepatnya. Lalu kita akan tinggal bersama lagi. Aku janji. Untuk sementara kau disini dulu. Aku akan menjemputmu” kamu mengangguk. Kamu ingin memberinya kesempatan lagi,karna jauh di hatimu pun kamu mempercayainya. Ia tersenyum padamu “terimakasih sayang. Tapi jangan pernah menangis. Karna kalau kau menangis aku akan terluka. Tersenyumlah agar aku tenang. Dan jangan kau dengarkan kabar apapun di tv kecuali jika aku yang memberitahumu. Kalau eeteuk hyung macam macam dengan sora noona kau masuk kamar saja. Ku dengar mereka dalam rencana membuat dimple junior” kamu tertawa mendengar leluconnya.
Kamu masih berada dalam pelukan siwon,mendengarkan semua nasihat dan permintaannya agar kamu bersabar. Kamu hanya diam,dan dia berpikir kamu tidur. Perlahan dilepaskannya kamu tapi reflek kamu memeluknya lagi. “kau belum tidur sayang?” kamu menggeleng di dadanya “oppa jangan pergi,temani aku dulu ya? Jangan pergi sekarang oppa. Aku takut” kamu mengetatkan rangkulanmu di lehernya. “takut? Apa yang kau takutkan?” dia mencoba memberikan pengertian padamu “aku takut melihat punggung oppa yang perlahan meninggalkanku. Aku takut oppa tak akan kembali. Aku takut oppa. Ku mohon,perginya nanti saja. Temani aku dulu” siwon mengangguk dan mengusap lembut punggungmu. Kalian bercengkrama sepanjang malam. Kamu berada dalam pelukannya,sementara dia bersandar di kepala tempat tidur. Kepalamu tepat di dadanya,mendengar detak jantungnya bagaikan lagu untukmu. Saat rasa kantuk mulai merambati matamu kamu meminta siwon untuk bernyanyi. Dan ia memilih satu lagu,lagu yang mewakili perasaannya saat ini,mewakili segala isi hatinya. MY ALL IS IN YOU
Setelah memastikan kamu terlelap,perlahan siwon melepaskan tautan lenganmu di lehernya. Direbahkannya tubuhmu di kasur,mengatur posisimu senyaman mungkin. Kamu menggeliat sejenak ia terdiam menatapmu. Membelai rambutmu,mengecup keningmu. Di tatapnya wajahmu. Terlihat jelas dari matanya bahwa ia begitu mencintaimu. “aku ditakdirkan untuk membuatmu tersenyum,tapi aku sendirilah yang menyebabkanmu menangis. Maafkan aku. Ku mohon maafkan aku seberapa mampunya dirimu. Aku mencintaimu. Sangat.” perlahan air matanya kembali merebak. Ia bangkit dan menuju pintu kamar,dengan ketidak relaan ia melangkah menjauh meninggalkanmu yang sedang terlelap. Di tatapnya kamu sekali lagi,mengulaskan sebuah senyum penuh keyakinan ia bergumam “aku akan menyelesaikannya. Aku berjanji” dan ia pun pergi. Dalam tidur kamu bermimpi kamu berada pada suatu tempat sempit berwarna merah. Kamu menatap dirimu dari cermin di luar tempat sempit itu. Kamu terkurung dalam sebuah jantung. Ya. Kamu berada di jantung suamimu
Jantung tempat mu berada berdenyut cepat saat air matamu menetes karna terharu. Berdenyut makin cepat dan cepat. Kamu tersentak,ini yang akan terjadi saat kamu menangis. Jantung siwon akan berdetak tak teratur. Dapat kamu rasakan sakitnya. Tersentak kamu bangun dari tidurmu,peluh menetes di pelipismu. Kamu melihat ke sekeliling dan menyadari bahwa siwon sudah tak ada disana. Matamu mulai memanas kamu bequsaha untuk tidak menangis karna kamu sadar itu akan berdampak serius pada perasaan siwon. Kamu beranjak keluar kamar mencari eeteuk dan sora. Mereka berada di taman belakang rumah ini,sedang bercengkrama seperti yang biasa kamu dan siwon lakukan. Perasa anmu kembali gundah,belum genap sehari siwon meninggalkanmu kamu sudah merindukannya. Hatimu sakit,sesak terasa di dadamu,kamu merindukan suamimu. Air matamu menetes tanpa dapat kamu bendung. Jauh di sebuah rumah. Siwon mengerang menahan sakit di dadanya.
Siwon mengerang,dadanya sakit. Ia meraih photomu yang terletak di meja tv di tekannya photo itu ke dadanya yang berdenyut cepat. “aaarggggh” ia mengerang dan jatuh tersungkur. Ia menggumamkan namamu,memanggilmu lirih. Ditengah tangis,kamu mendengar sayup sayup namamu terucap. Kamu diam menyeka air matamu dan mendengarkan dengan seksama. Itu suara suamimu. Iamemanggilmu,menggumamkan namamu. Kamu sadar bahwa kamu telah membuatnya terluka. Dalam hati kamu bertekad untuk tetap tegar agar siwon tak terluka lagi. Kamu berdiri dan melangkah menuju pasangan yang tak lama akan berbuat macam macam itu. “oppaaaaaa aku lapar”.
Hari hari kamu lalui tanpa siwon,hanya ditemani sora yang makin lama makin gendut karna tengah hamil. Kamu menemani sora berbelanja baju baby,membeli perlengkapan baby. Kamu ikut larut dalam ketegangan karna kandungan sora yang menginjak usia 5bulan. Tapi tidak mengurangi rasa rindumu pada siwon. Tiap hari kamu menunggu kabar darinya. Berharap ia menghubungimu. Tiap kali hp mu berbunyi kamu hara itu dia. Tiap kali ada tamu kamu berharap itu dia. Tiap malam sebelum tidur kamu menciumi photonya. Tapi ada yang tak kamu ketahui. Saat kamu telah terlelap,siwon datang dan menciummu
Tak terasa usia kandungan sora sudah menginjak 9bulan,tapi tetap belum ada kabar dari siwon. 9bulan tanpanya cukup membuatmu belajar menjadi dewasa. Belajar hidup mandiri tanpanya. Hari ini kamu merasa badanmu tak nyaman,persendianmu ngilu semua. Batuk dan flu menyerangmu,dibalik cuaca yang memang tidak menentu faktor lainnya karna kamu malas makan. Kamu terlalu merindukan siwon. Bahkan ulangtahunmu kemarin kamu lalui tanpanya. Padahal kamu berharap ia datang dan menciummu seperti biasa. Kamu termenung di balkon kamarmu. Memandangi langit malam yang tanpa bintang. “langit juga sendiri malam ini,sama sepertiku” gumammu. Tapi tak lama sebuah bintang muncul. Kamu semakin sedih “bahkan langit pun tak mau jadi temanku. Oppa jahat” kamu mulai terisak. Sebuah suara berat mengagetkanmu dari belakang “tapi aku sudah ada,dan kau tidak sendiri lagi” kamu berbalik dan mendapati siwon disana. Tersenyum manis
Kamu masih menatap siwon yang merentangkan tangan menyambut pelukanmu. Tapi kamu tak berlari kearahnya. Hanya menatap dia dengan penuh keterkejutan. “kamu tidak mau memeluk op pa sayang? Kamu tidak merindukan oppa?” dia menatapmu dengan pandangan kecewa. Kamu juga balas menatapnya “oppa bohong. Oppa bilang oppa akan cepat menjemputmu tapi oppa meninggalkankudengan kakek tua itu disini. Oppa jahat oppa jahaaat” kamu menumpahkan segalanya,menangis hebat. Siwon tersenyum menatapmu,menahan sakit di dadanya. Ia melangkah maju,memelukmu erat. Mendekapmu dalam kurungan lengan kekarnya,kamu memukul mukul punggungnya sambil tetap menangis. “oppa jahat oppa jahaaaat” kamu berteriak histeris. Ditahannya semua rasa sakit yang kamu berikan didada dan dipunggungnya. Kamu perlahan mulai tenang,hanya isak tangismu yang terdengar. “oppa hanya tidak ingin kau jadi korban gosip itu sayang. Oppa tidak mau kau terganggu karna kabar yang mengatakan bahwa oppa kembali berhubungan denan wanita itu” kamu tak menyahut,hanya mendengarnya “dan kini oppa kembali,tidak akan ada lagi yang mengganggu kita. Oppa janji. Hanya ada kamu dan oppa. Hanya ada kita” kamu mengangkat wajahmu,menatapmya,berusaha mencari kebohongan disana. Tapi hanya ad sepasang mata yang menatapmu dengan penuh kerinduan,penuh rasa cinta dan sayang. Kamu tersenyum padanya. Dia mencium bibirmu
Kamu tersipu malu,pipimu memerah kamu menggeng geleng kan kepalamu saat dia kembali menciummimu. “oppa? Aku ngantuk” kamu menguap lebar ia mendekap mulutmu lalu mencium pipi tembemmu. “kamu cantik” ujarnya dengan tulus. Kamu menatapnya bahagia. Dia menggendongmu menuju kasur dan meletakkanmu perlahan. Dia duduk di samping mu. Membelai lembut pipimu dan kembali menciumimu. Kamu memejamkan mata,merasakan lembutnya bibir siwon di wajahmu. Dan saat ciumannya terhenti kamu menatapnya,ia tersenyum padamu. Praang. Bunyi pecahan dan erangan kesakitan dari dapur membuat kalian kaget. Siwon berlari kebawah,dan saat ia kembali ia memandangmu penuh takjub. “sora noona akan melahirkan”
SEOUL HOSPITAL. Kalian saling bergenggaman tangan dengan cemas menanti kelahiran dimple junior ke dunia. Seluruh member super juninor juga merasakan ketakutan yang sama. Bahkan donghae sampai pingsan. Eeteuk sedang menemani sora di dalam ruang bersalin,mereka memilih kelahiran normal. Kamu membenamkan wajah ke dada siwon tiap kali teriakan sora terdengar. Meremas kemejanya ketakutan,ia mengelus belakang kepalamu. Setelah hampir 2jam menunggu akhirnya baby itu lahir,suara tangisannya yang memekakan telinga terdengar merdu olehmu. Seperti nyanyian para malaikat di surga. Setelah sora dipindahkan keruang perawatan kalian semua masuk. Kamu memperhatikan baby yang di gendong sora. Alis mata dan hidungnya duplikat eeteuk. Sedangkan mata dan bibirnya duplikat sora. Karna selama kehamilannya sora selalu bersama heechul,kulit anak mereka jadi seputih heechul. Perpaduan yang sangat manis. Baby girl ini sangat cantik. Dan seperti biasa,magnae selalu bisa membuat eeteuk jantungan dia berkata “hati hati kakek tua soo man mungkin saja akan menjadikannya trainee saat ia baru bisa berjalan” mendengar itu eeteuk langsung berteriak histeris “ANDWAEEEE”
Kamu terbangun saat suara pintu yang didorong oleh kaki siwon terdengar begitu keras. Ternyata siwon menggendongmu yang ketiduran saat jalan pulang tadi. Kamu menggeliat dan ia baru sadar kalau kamu terbangun “apakah aku membangunkanmu lagi sayang?” kamu tersenyum sebagai jawabannya. Diturunkannya tubuhmu diantara tumpukan bantal. Kamu menatapnya yang mulai melepaskan pakaiannya satu persatu. Ia menindihmu. “aku rindu padamu” ujarnya tepat ditelingamu. Kamu kegelian dan sedikit memalingkan wajahmu darinya. Ia tersenyum menghadapimu yang malu malu. Direngkuhnya wajahmu agar menatapnya. Diciumnya bibirmu dan kalian kembali dalam perjalanan menuju istana surga.Setelah pelepasan dan kebahagiaan itu tercapai siwon bangkit dan hendak melepaskan penyatuan kalian. Tapi kamu menahannya,kamu tautkan lenganmu dilehernya. Ia menatapmu heran. “kenapa sayang?” ia mengelus pelipismu,kamu menggelengkan kepalamu. Dengan sedikit mendesah kamu berbisik padanya. “aku mau punya baby” ia menatapmu terkejut. Kamu tersenyum nakal dan mengedipkan satu matamu. “tadi kau bilang apa?” ia masih belum percaya dengan perkataanmu. “aku bilang aku mau punya baby. Aku mau punya siwon junior. Oppa mau kan membantuku membuatnya? Atau aku minta pada yesung oppa saja?” dia masih tetap diam “jadi oppa sungguh tidak mau? Baiklah,aku akan menelfon yesung” dia berteriak frustasi lalu melemparkan ponselmu yang terletak di nakas tempat tidur kalian “ANDWAEEEE”
END
Jangan lupa di comment,dan jangan di plagiat ^^

[SJFI Fan-Fiction] Imagine FF: Lukisan Kibum

Title :  Lukisan Kibum
Author :  Nyanil
Cast :  13 member super junior
Posted by : admin PS – @piskewl

———————————————————————————————————————————————————————-

” Apa yang sedang kau lakukan ?” tanya hae saat melihat kibum tengah asik menggambar di ruang tengah dorm.

“Aku sedang menggambar” jawabnya lugu dengan senyum bak anak bayi tanpa dosa.

“Boleh ku lihat” pinta hae merajuk pada kibum.

” Jangan.. Ini belum selesai” tolak kibum.

“Kibum kau di panggil teukie” panggil siwon dari balik pintu. Kibum pun pergi dengan segera dan lupa akan lukisannya sendiri.

Donghae yang penasaran dengan hasil lukisan kibum pun mencoba membuka nya. Akan tetapi sebelum donghae melihat nya tiba-tiba saja eunhyuk datang sambil berlari dan tak sengaja menabrak donghae. Donghae dan eunhyuk pun jatuh seketika.

“Yaaa.. Kau ini kenapa sih” tegur hae sambil menempeleng kepala hyuk.

” Itu.. Wookie..” Suara hyuk terputus-putus akibat kelelahan berlari.

“Eunhyuukk..kenapa kau mencampurkan semua bahan ini kemasakanku. Kau mau membunuh seluruh anggota suju hah” teriak wookie marah-marah.

“Aku .. Hanya iseng..” Jawab hyuk yang terlihat ketakutan

“Iseng kata mu, kau tau ke isenganmu ini bisa membuat perut semua anggota suju sakit” oceh wookie sambil menempelang kepala hyuk berkali-kali.

“Iia.iia.. Ampun”

” Ada apa sih ribut-ribut” tanya kyu yang baru saja keluar dari kamarnya bersama sungmin.

“Ia nih,, kami baru saja istirahat. Dan itu, apa yang kau duduki donghae?” Timpal sungmin, sambil menujuk sebuah benda yang tengah diduduki hae.

Kemudian semuanya pun melirik kearah yang ditunjuk sungmin. Dan betapa terkejutnya hae saat melihat lukisan nya kibum sobek akibat tertindih badanku.

“Bagaimana ini” keluh hae pada hyuk dan wookie.”Ini lukisannya kibum”

“Kita harus memperbaikinya sebelum kibum kembali” ucap wookie memberi saran. ” Apa diantara kalian ada yang bisa melukis?” Tanya wookie, tapi sayang semua nyya menggelengkan kepala. Semuapun sepakat untuk mesolasinya.

“Ini lukisan apa?” Tanya kyu ketika melihat lukisan kibum yang tengah dibetulkan oleh hyuk.

“Entahlah” jawab hae sambil memutar sedikit kepalanya.”Aishh.. Ini tidak bagus. Banyak tempelan disana sini. Kibum akan tau kalau lukisannya ini telah dirusak” lanjutnya

“Kau ini kenapa sih, terlalu memikirkan perasaan kibum” keluh hyuk.

“Bukannya begitu, kibum itu bagiku seperti anak anjing” jawab hae dengan mata berkaca-kaca.

“Anak anjing” sahut yang lain berbarengan.

“Iia,, anak ajing. Mata nya yang jernih dan tak berdosa seperti anak ajing yang minta dilindungi oleh siapa pun yang merawatnya” ucapnya dengan penuh semangat. ” Kalian sendiri kenapa mau membantu membetulkan lukisan ini”

“Ini semua karena rengekanmu” teriak yang lainnya berbarengan.”└åƍi pula kibum itu anggota yang sangat polos, aku tak ingin membuatnya menangis” tambah sungmin.

Setelah semua robekan di tambal dan hasilnya begitu berantakan. Semuanya memutuskan untuk membuat lukisan masing-masing, dan siapa yang diantaranya yang paling mirip maka lukisannya lah yang akan diberikan ke kibum.

“Apa yang sedang kalian lakukan” tanya hee chul saat memasuki ruangan tengah dorm yang kemudian disusul hangeng,kangin dan juga siwon. “Buahaha gambar apa itu yang ada ditanganmu hae” lanjutnya.

“Ini gambar orang”

“Itu gambar melon iia” ucap shindong tiba-tiba yang baru saja keluar dari kamar mandi.

“Tidak itu terlihat seperti kura-kura” ledek hyuk saat melihat hasil karja hae.

“Hyung, Gambarmu tuh yang mirip gorila” ejek kyu ke hyuk.

“Kau lebih parah, itu terlihat mirip babi” timpal sungmin.

“Hei sudah, kenapa kita malah saling meledek” oceh wookie menenangkan, “hasil lukisan kita tak ada satu pun yang mirip dengan lukisan kibum bagaimana ini” lanjutnya

“Kenapa dengan lukisanku” tanya kibum tiba-tiba dari arah pintu. Kibum yang tak tahu menahu tiba-tiba datang sehabis membantu teukie dan yesung. Semua nya terperajat melihat kibum tengah berdiri dipintu masuk. Hae dan kawan kawan berusaha menutupi semuanya. Dan menaruh lukisan asli kibum di tubuh shindong yang subur.

“Emm, tidak kami sedang main tebak-tebakkan” jawab hae seadanya memberi alasan.

“Ikut dong” pinta kibum. Semuanya bingung tak tau mesti bicara apa sampai tiba-tiba teukie muncul.

“Wah kalian sedang kumpul iia”

“Ahhh,, hyung bukankah kau mau memperlihatkan mainan barumu sama kibum” ucap hae pada teukie yang baru saja datang.

“Üϑαђ tadi, baru saja” jawab teukie tanpa dosa. Wookie, hyuk, kyu, sungmin pun melotot kearah teukie. Mereka memohon agar kibum pergi sementara waktu.

” Ahhh, kibum~ah, aku baru saja menerima fanfic dari elf. Kau mau lihat” ucap siwon sambil menarik kibum keluar dari ruang tengah menuju teras sambil membawa laptop miliknya. Semua member suju terutama hae,hyuk, wookie, pun merasa lega.

“Sebenarnya apa yang terjadi sih” tanya kangin.

” Ini lukisan kibum dirusak oleh hyuk gara-gara dia menabrakku tadi.”

“Enak saja kau bilang, itu ulahmu” bela hyuk. Kemudian hae dan hyuk pun bertengkar membuat semua member berusaha memisahkan mereka berdua.
Dii saat itulah tangan shindong yang tengah mengeluarkan lukisan kibum dari badannya terkena imbas perkelahian tersebut sehingga lukisan kibum pun melayang keluar jendela. Hae yang melihat hal itu langsung berlari meraih nya,begitu pula dengan hyuk. Spontan semua terkejut dan berusaha meraih tubuh hae dan hyuk agar tak jatuh ke teras lantai bawah dorm. sedang hae yang berhasil meraih lukisan merasa lega tanpa sadar bahaya yang hampir saja menimpanya kalau saja yang lain tak menangkap tubuh nya.

Sementara kibum yang tepat berada di teras bawah bersama siwon terkeju setengah mati, dia pun langsung berlari ke ruang tengah dorm dengan mata yang bercucuran air mata.

Alhasil semuanya pun di marahi kibum, termasuk teukie dan siwon yang ikut-ikutan menyembunyikanya.

“Aku marah bukan karena kalian merusak lukisanku, tapi aku menangis karena kalian rela mengobankan nyawa hanya demi lukisanku” ucapnya penuh haru dan tangisan yang tak terbandung. “Kalau lukisan itu rusak, aku masih bisa membuatnya └åƍi. Tapi kalau nyawa kalian, aku … Hik..hikhikk” lanjutnya yang kemudian langsung dipeluk siwon dan dii susul seluruh member.

“Maafkan kami iia” ucap hae meminta maaf.

Setelah suasana kembali normal, kibum kembali melukis lukisannya dari awal.

“Itu gambar siapa?!” Tanya hae yang bingung melihat lukisan kibum yang sesungguh nya terlihat seperti kera.

“ini gambar ketua”

Mendengar jawaban kibum, semua member hanya bisa diam tak percaya, termasuk teukie yang hanya bisa berdiri terpaku melihat wajahnya disamakan sama kera

The end

*readers SJFI~ berikan komentar ya. diharapkan komentar yg membangun agar imagine SJFI semakin baik^^* bow!

[SJFI Fan-Fiction] Imagine FF: Me, You and Us

Title : Me, You and Us
Author : @gaemangel
Cast : 15 member Super Junior + You
Genre :  family fluffy
Posted by : admin PS – @piskewl

——————————————————————————————————————————————————

“Hyung, hyung” .. Sungmin membangunkan Leeteuk dari istirahatnya. Dengan susah payah Leeteuk membuka matanya secara perlahan.

“Wae?”

“Ini, yeojachingunya Heechul hyung udah dateng, kha hyung, ayo bangun”.

Terlihat di ruang tamu dorm super junior lantai 11 sedang ada aktifitas yang cukup padat.

“Ahh~~hyung udah bangun” ucap Shindong sambil menyapu lantai dari ruang tamu tersebut.

“Dimana Heechul?” Tanya Leeteuk pada dirimu.

“Heechul oppa masih di resto sama jungmo oppa”jawabmu dengan tegang.

“Bagus deh kalo dia masih di resto” teriak Wookie dari dapur.

Semua sedang sibuk merapihkan ruangan ini, karena hal ini sudah di rencanakan oleh setiap member dengan matang.cluupp~~ bunyi paprika masuk ke air.

Kyu melongo,”Ryeowookaa~~ottoke? Itu kenapa ?”,

“YAAA!!jangan kebanyakan!! Nanti aneh rasanya” marah Wookie yang kemudian sadar Kyu sudah lari untuk duduk di samping Siwon.

“Jadi bagaimana rencananya?” Siwon bertanya padamu,

“aku sudah memikirkannya matang2, oppadeul mohon bantuannya yah”.

“Ohh, rencana yang kemarin kan?” Shindong dengan segera mengkonfirmasi.

“Eng~~” jawabmu.

♬no, gateun saram tu obsoeh♬, dengan berlari kecil kamu pergi ke kamar Heechul.

“Nee, jagiya..”

“kamu dimana jagiya??”

“Aku di rumah masih tidur”

“Istirahat lah yang cukup, arachi?!”

Suara disebrang telepon membuat mu sedikit lega karena Heechul tidak sedikitpun curiga dengan sandiwaramu

Semua persiapan ini merupakan hal yang kamu tunggu tunggu. Hari ini tanggal 10 juli merupakan ulang tahun Heechul ke 29. Kamu sangat menantikkan kesempatan ini, mengumpulkan 10 member kedalam surprise party untuk Heechul.

“Aku rindu HanKyung”

kembali teringat saat kau sedang berjalan bersamanya di tengah kota seoul. ‘Mian oppa, Mian aku cuma bisa kumpulin 10 member, aku sudah melakukan segala cara, tapi tidak memungkinkan untuk seorang aku melakukannya’.

“Muach..”

Pesan terakhir yang kau dengar dari sebrang. Senyum kecil tergambar di wajahmu.

“Hati2 ya, jagiya”

kemudian kau menutup telepon dan segera keluar dari kamar Heechul.

BUK! tanpa sengaja kau menabrak Yesung yg sedang berdiri membantu Sungmin dan Shindong. “Gwenchanayoo ?? Kau tidak apa apa?”

Yesung dengan sigap membantu mu berdiri, Sungmin dan Shindong juga dengan cepat menghampiri.

“Tidak apa apa oppa, hanya sedikit sesak, mungkin karena kaget”

“Sakit? Sesak? Dimana?” kata Yesung.

“Tidak sakitkan saeng?” Kata Shindong

“Memangnya kamu” lirik Sungmin kepada Shindong.

“Hahahaha” serempak semua tertawa.

Tingtong~~, semua langsung menatap pada pintu, semua kaget dan tersentak,

“persiapan belom selesai, tapi hyung sudah pulang” kata Siwon.

“Ayo cepat cepat rapihkan, Shindong kursinya! Sungmin kertas kertasnya!” Perintah Leeteuk “KYUUUUU!!! Jangan dibukk…”

“Omo ! Kibum hyung ! Apa kabar !” Kyu dgn segera memeluk Kibum.

“Wah, ada apa ini? Kenapa kalian sibuk sekali?” Kibum yg penasaran langsung masuk ke dalam

Semua merasa lega karena ternyata Kibum yang datang dan kau benar2 terkejut,

“kyaaaa !! Kibum oppa ! Kau datang ! Aku bisa mengumpulkan 11 orangg!!”

“Oh ia, benar juga” semua merasa lega, senang, dan rindu pada Kibum.

“Aku ingat hari ini ulang tahun Heechul hyung, jd aku sengaja datang kesini untuk sedikit menyapa, apakah aku datang tepat waktu? Atau malah aku mengganggu?”

“ANII !!” Kau memecah kesunyian, “kau datang tepat waktu” sambil memberikan hormat pada Kibum. ‘Ya Tuhan, aku benar2 senang!’ Pikir mu.

“Sungmin oppa, Shindong oppa, Yesung oppa, karena tadi terburu2 malah jadi selesai yah”

Mereka bertiga melihat sekeliling,

“Omo, benar juga, sampah sudah tidak ada, pernak-pernik juga sudah terpasang” kata Yesung.

“Sudah hyung, duduk disini, kita ngobrol” ucap Kyuhyun yang duduk bersama Leeteuk, Siwon dan juga Kibum.

“Aku juga sudah selesai nih masaknya!” Teriak Wookie

“1,2,3, .. Lho ?! Eunhyuk oppa dan Donghae oppa mana ?!!” ㅠ.ㅠ. Seketika kau putus asa, karena menemukan tidak adanya EunHae.

Tanpa kau sadari Kyu memberi tanda pada Leeteuk. Tiba tiba Leeteuk menenangkan, “jangan kuatir, mereka akan sampai pada waktunya”. ‘Begitu ya’ kau percaya pada Leeteuk. Tentu saja kau percaya, karena banyak hal yang sudah dia lewati bersama semua member

♬no gateun saram tu obsoeh♬ my heenim ♡ tertera di layar hp mu, kau langsung melihat sekeliling dan serempak semua berkumpul. Loud speaker : on.

“No gateun saram tu obsoeh, itu kan barusan yg kau dengar? Ah lain kali aku harus merekam khusus untuk mu tapi suaraku yang bernyanyi” seketika wajahmu memanas

“Odiye? Kamu dimana?” Katamu untuk menutupi wajahmu yang memerah karena kata Heechul barusan.

“Aku ? Tentu saja di hatimu jagiya, masa kau lupa”,

Sungmin tidak kuasa menahan senyumnya sehingga dia terus memeluk Kyu dgn erat.

“Sriuss!! Jgn buat aku semakin malu”,

“baiklahh, aku sudah sampai di parkiran dorm, tapi aku malas naik, jd aku masih di mobil”.

Sambil memberi aba2 kepada semua member untuk melakukan tahap akhir kau menyuruh Heechul menceritakan hal yang baru saja dia lakukan dengan jungmo.

“Ah, sudah aku bosan di mobil, aku akan menelpon mu setelah aku sampai di kamar! Saranghae!” Telepon langsung terputus.

“Semua sudah siap ya oppadeul ? Tapi bagaimana ini Eunhyuk oppa dan Donghae oppa tidak ada” sambil melihat ke semua member

“Sudaah, percaya saja padaku! Ayo kita siap2, Ryeowook, dapur sudah bersih ? Makanan sudah diatas meja ?”

” Tentu saja sudah hyung :))))”

Aku berdoa dalam hati, menunggu namjachingu ku datang dan melihat ekspresinya. Aku berusaha untuk percaya dengan Leeteuk oppa. Tapi masih belom bisa.

Ting tongg~~

“yaaaaaa, buka pintuuuu” segera ahjumma dorm ini membukakan pintu.

SAENGIL CHUKKA HAMNIDAA !!!

Seketika semua bernyanyi. Heechul menunjukkan ekspresi yang benar2 terkejut, seketika juga dia menari no other dengan iringan lagu ulang tahun. Setelah lagu habis dia melihat sekeliling, kemudian member dan dia baru menyadarinya,

“YAAA !! Kamu, ngapain disini ?! Katanya sakitt??!”

Sambil memelukmu erat, “gomawoyo”.

“Jangan begitu Heechul, dia yang mempersiapkan ini semua” jelas Leeteuk.

“Jinjja ? Yang bener ??” Semakin erat pelukkan Heechul, sampai sampai kau merasa sesak.

“Hyung ! Yeoja mu gak bisa napas tuh !” Kata Kibum

“Omo! Mianhaee jagiya” sambil melepas pelukkannya.

“Saengil chukkaDonghae jagiya ♥”

“gomawoyo”

kecupan hangat di pipi kanan diberikan Heechul kepada mu.

“Ini kado dari yeojamu chullaaa, sekarang dari kami” saut Leeteuk segera. Hanya Kyu dan Leeteuk yang mengerti.

“Sebelumnya hyung, aku mau tau, apa yang sangat kau harapkan dari ulang tahun mu hari ini ?” Tanya Kyu.

“Tentu saja yeoja ku dan kalian semua ! Hahahahaha”

‘dia tertawa, tapi bukan itu khas dia tertawa, dia merindukan HanKyung oppa’ pikirmu.

“Bagaimana dengan keluargamu?” Tanya Shindong,

“tentu saja! Aku sangat ingin bertemu dengan mereka!”

“Dan kami membawakan kado spesial untukmu” lanjut Kyu.

Kau melihat sekeliling, semua menampilkan ekspresi tidak mengerti, begitu juga dirimu.

“Narawa ! Ayo kluarrr !” Teriak Kyu,

‘walaupun sudah teriak suaranya tetap merdu’ pikirmu. Pintu terbuka perlahan, terdengar suara tawa. Suara suara itu terdengar asing bagimu, beberapa, ya beberapa, beberapa lagi terdengar sangat familiar di telingamu.

Tiba tiba EunHae keluar dari ruangan itu bersama 4 orang laki laki. Kau berusaha untuk menebak siapa mereka.

“Yaaa !!!! Apa yang sedang kau lakukan disini !!” Heechul berlari dan memeluk salah satu dari mereka.

“HanKyung~ahhh bogosiphoyo” tanpa sadar air mata menetes di pipinya.

“Ohh, oppa .. Annyonghaseyo” tanpa diminta aku sudah menyapa mereka semua.

Leeteuk menghampiri Kangin, “Ya, sampai juga kau dirumah”

Siwon kemudian menyapa Zhoumi, “kau bawakanku bubble tea tidak?”

Henry kemudian menjawab “tidak, tapi kami bawakan beberapa jajanan dari taichung”.

Henry tersenyum sehingga matanya menjadi hanya segaris. Seketika suasan menjadi sangat haru.

Eunhyuk membelai kepalamu dari belakang. “Teuki hyung sudah bilang, jangan kuatir ! Kami sudah didalam dari tadi”

“Kamu gelisah sekali dari tadi kami lihat, kami hanya menjemput 4 orang itu” sambung Donghae sambil mencubit pipimu lembut.

“Nah, sekarang semua sudah disini, makanan sudah siap, kue juga sudah ada” potong Ryeowook

“Kau sudah membuat permintaan?” Tanya HanKyung.

“Belum” timpal Eunhyuk.

Kangin menghampiri Eunhyuk dan memukulnya.

“Ya ! Heechul hyung yang ditanya ! Bukan kau!!” Tegur Kangin.

“Mian” saut Eunhyuk dengan lirih.

Donghae memberikan kue kepada HanKyung kemudian Heechul membuat permintaan. Setelah lilin ditiup, member menyanyikan tiga kali lagu ulang tahun. Dalam bahasa Korea, China, dan juga Inggris. Malam itu menjadi malam yang panjang bagi 15 member dan juga kamu.

Semua terlihat sangat bahagia, tiba tiba Heechul teriak “jagiya, sebagai hadiah ulang tahunku, kau menginap disini ya!”

“Shiro ! Aku tidak mau, Omma sudah menungguku di rumah”. Telepon genggammu bergetar dan sebuah pesan dari 옴마 omma.

‘Tidak usah pulang malam ini, bersenang senang lah, aku tidak akan membuka kan pintu!’ Dengan ekspresi kaget kau membaca dengan tidak percaya.

“Mwo?! Tidak buka kan pintu?! Omma, jinjja yo?!” Kau melihat ke Heechul, senyumnya yang menghiasi wajahnya membuat wajahmu memerah seketika.

“Kata hyung kau tidak boleh melewatkan malam ini!” Kata Eunhyuk.

“Ayo sini, kita ngobrol lagi” kata Zhoumi dengan aksen mandarinnya.

satu persatu member tertidur.

“ya, gaeteuk aku pindah kekamar” Heechul pada Leeteuk.

“Engg~” jawab teuk yang sedikit mabuk.

Heechul mengangkatmu kekamarnya dan meletakkan mu dengan perlahan di atas kasur, kemudian masuk kedalam selimut bersama mu.

“Gomawoyo jagiya, nomu saranghae”

kecupan di pipi kanan kiri, kening, hidung yang kemudian berhenti di bibirmu menutup kalimatnya.

-7 July 2011-

[SJFI Fan-Fiction] Imagine FF: The Unbelievable Revenge

Don’t be silent rider^^

***

Title : The Unbelievable Revenge

Author : DS

Cast : Kim Ryeowook, Kim Heechul, Taecyeona and YOU

Genre : Kekerasan

Posted by : admin PS – @piskewl

———————————————————————————————————————————————————————-

*Author POV*

“Happy anniversary chaggi..”Ucap heechul padamu dengan senyuman manisnya. ini adl perayaan 2 tahun kamu berpacaran dgn dia. Bukan hanya itu, kali ini heechul menyematkan cincin bermata berkian ke jari manismu. Ditemani remang – remang cahaya lilin dan lantunan musik romantis, kalian terus bercanda serasa dunia milik berdua.
Disela tawa dan canda kalian tiba-tiba BAK! seketika semua gelap. Kepalamu terasa sakit,dan samar-samar terdengar teriakan heechul memanggil namamu lalu perlahan suasana menjadi sunyi bagimu.

*You POV*

Di mana ini?aihh..kepalaku sakit sekali…ada apa ini sebenarnya??aku tak tau di mana aku berada sekarang, dan aku tak tau apa yang baru saja terjadi padaku. Yang aku ingat hanya secuil kejadian. Cincin berlian, lilin, dan Heechul..oh tunggu..ke mana namjachingu ku?? ahh..sungguh..aku panik sekali. Bukan karena apa, melainkan aku mencemaskan keadaan Heechul. “Sudah bangun kau rupanya?” ucap sorang namja padaku. Suaranya ringan, dan tinggi. Bukan. Ini bukan suara Kim Heechul..lalu siapa dia? Wajahnya ditutupi topeng..apaini adalah salah satu rencana Heechul untuk mengerjaiku?? ah,tidak mungkin dia setega itu. Memukul kepalaku,menyakitiku?? TIDAK! ada apa ini sebenarnya?? Entahlah, kepalaku masih sangat sakit. Sungguh aku tak mengerti ada apa ini.

*Author POV*

Kamu belum sepenuhnya sadar.Otak mu masih berusaha mengingat apa yg sebenarnya terjadi. Yang dapat kamu ingat hanya heechul yg meneriakkan namamu.
“Siapa kau?” Tanya mu pada namja itu.dia hanya tersenyum sinis. Separuh wajah namja itu menggunakan topeng.sehingga kamu hanya dapat melihat senyumnya.
“Karena terlalu banyak namja di sekelilingmu,kamu tidak ingat padaku huh?” Ucap namja itu sambil membelai wajahmu.
Kamu tidak yakin kalau kamu mengenal namja itu. tapi,senyumnya sangat familiar bagimu.dan ya. kamu terus berusaha mengingat semua kejadian.
“Di mana heechul?” Tanyamu membentak.jelas kamu khawatir pada namjachingu mu.”Heechul katamu?” Ucap namja itu. dan PLAK! Dia menamparmu.”Sial! masih saja kau memikirkan namja lain.”Ucapnya tegas.

“Hyung! kemarilah. Yeojachingu mu ingin bertemu” teriak namja itu kesal.”Ah,baiklah.sudah kuselesaikan tugasku.sekarang dia kuserahkan padamu. bersenang-senanglah!” Ucap heechul tenang sambil menepuk bahu mu.

*You POV*
hah?? Apa apaan ini??tak mungkin Heechul berkata seperti itu. Dia kan namjachingu ku. Bahkan kami sudah 2 tahun berpacaran. Tapi, tatapan mata Heechul barusan mengisyaratkan bahwa dia tidak sedang bercanda. Aku sangat mengenal Heechul, jadi..AH!! dia yang merencanakan semua ini?? Menyerahkan yeoja nya pada pria tak dikenal?? Awas kau Kim Heechul!! Aku tak akan melepaskanmu! Tapi , sekarang ini bagaimana?? Sungguh..aku sangat panik dan ketakutan sekarang.
“Masih tak mengenaliku chaggi?” Ucap namja itu nada suaranya terdengar seperti sedang mengejekku.

*Author POV*
Perawakannya kecil,agak ceking,dan tidak terlalu tinggi. kamu merasa pernah mengenal namja itu.tapi kamu tidak yakin siapa dia.
“Siapa kau? lepaskan aku! kita bicarakan baik2!” Kamu memohon. tapi tidak digubris. namja itu mendekatimu dan membisikkan sesuatu. sesuatu yg membawa memorimu ke masa lalu.
*FLASHBACK*

“Aku mencintaimu…jadilah yeojachingu ku..ku mohon..” ucap seorang namja malu – malu padamu. Kamu tak menjawab, hanya memandanginya dengan cermat. Dari kepala, sampai kaki. Tak ada yang luput dari pandanganmu. “bagaimana? Maukah kau menerimaku?” tanya namja itu disusul dengan senyuman yang mengisyaratkan permohonan.

“kau ini gila atau apa?” ucapmu ketus. “Kau lupa siapa aku? Aku ini seorang model terkenal. Mana mungkin aku mau pacaran dengan namja ceking sepertimu? Apa kata dunia? Haha,,” jawabmu kasar diiringi tawa mengejek. “tapi…jika kau menghendaki, aku akan minta siwon hyung untuk mengajariku supaya aku tidak ceking lagi..aku akan berusaha supaya kau tak malu pacaran denganku..aku juga akan membahagiakan mu. Aku janji..” ucap namja itu mrepet gugup. Kamu hanya tersenyum sinis. Kemudian… “Hei kalian semua kesini..aku punya pengumuman..” teriakmu mengundang semua mahasiswa yang sedang ada di koridor kampus. Undanganmu itu secara otomatis membawa semua mahasiswa berkumpul mengerumunimu dan namja itu. “dengar ini..namja ceking, nerd, kolot ini menyatakan cintanya padaku..kalian bayangkan..bagaimana??” ucapmu keras seakan memberikan pertanyaan kepada semua orang yang berkumpul di situ. Terdengar bisik-bisik yang mengejek namja itu. Semakin lama semakin keras. Tak puas dengan itu, kamu mengambil bunga yang ada di tangan namja itu, lalu membanting dan menginjaknya sambil berkata “sebaiknya kau berkaca hei namja ceking..KAU TAK PANTAS JADI PACARKU!!” lalu kamu pergi meninggalkan kerumunan. Namja itu? Dia hanya terdiam. Terlihat butiran air mata jatuh ke pipinya.

*Author POV*
“Andwe! kim ryeowook tidak mungkin seperti ini!” Teriakmu histeris dan menangis.”Semua mungkin chaggi..kau yg telah membuat kim ryeowook seperti ini.menjadi kim ryeowook yg baru!” Balasnya dingin.
Kamu lemas mendengar perkataannya.” tak mungkin namja imut seperti
ryeowook sanggup berbuat seperti ini padaku.bukankah dia dulu bilang dia mencintaiku?” Batinmu.
“Tatap wajahku!” Bentak ryeowook padamu.kali ini dia sudah membuka topengnya.”masih ingat perbuatanmu padaku dulu chaggi?” Bisiknya sambil menjambak rambutmu.
“Mianhae wookie..” Ucapmu lirih sambil menangis.”Mwo? kau panggil aku
apa?wookie? sungguh tak sopan kau!!” Bentaknya sambil mencengkeram lenganmu.
Kamu hanya tertunduk menangis. dan kamu kembali teringat bagaimana kau menolak cinta ryeowook saat itu dengan mempermalukannya di depan umum. meneriaki dia dengan perkataan yang tak pantas.

*You POV*
ya Tuhan..apa aku tak salah?? Dia Kim Ryeowook?? Demi apapun, aku sungguh tak bisa mempercayai ini. Namja imut seperti itu bisa bisanya melakukan hal sekejam ini?? Sudah berapa kali dia menamparku, menjambakku tadi..sungguh di luar akal sehat. Pipiku panas..aku yakin, pasti tamparannya tadi menyisakan bekas kemerahan di pipiku. Tapi, apa yang kau lakukan sampai dia begitu marah padaku? Apa karena ucapanku waktu itu? Tuhan, maafkan aku…sungguh aku tak bermaksud menyakiti hatinya. Ryeowook, aku mohon maafkan aku…maaf…

*Ryeowook POV*

Lihat, dia menangis sekarang. Dia tampak sangat ketakutan. Sangat lemah. Sungguh berbeda dengan sikapnya saat mengatai ku. Haha.. lihat, menangis saja dia masih tetap cantik. Kalau boleh jujur, aku sebenarnya masih menginginkannya. Dan aku tak tega menyakitinya seperti ini. Tapi, jika ingat perbuatannya padaku waktu itu sungguh aku tak bisa memaafkannya..kau tau? Sejak kejadian itu, ke manapun aku pergi selalu saja ada orang yang mengataiku. Dan itu membuatku sakit. Apalagi tepat setelah kejadian itu, aku memergoki dia sedang bercumbu dengan Taecyeon, asisten dosen baru di kamar mandi. Entah kenapa, hati ku bagai terbakar. Bisa bisanya setelah menyakiti ku dia bersenang senang dengan namja lain?? Sungguh wanita racun! Dan saat aku menyuruh Heechul hyung untuk mendekati dan menjebaknya, tak kusangka dia mudah sekali masuk dalam jebakan. Sebenarnya, wanita macam apa dia? Dengan mudahnya didapatkan. Ya. Memang dalam kasusku tidak. Karena aku tidak sekeren Taecyeon dan tidak setampan Heechul.

*Author POV*

Kau tau?namja yg kau sebut ideal seperti Taecyeon sekarang sudah mati ditangan orang yg kau anggap pecundang ini!” Ucapnya bangga.
“Dan namja yg selalu kau puja seperti Heechul, dia hanya mempermainkanmu..dan itu atas perintahku!” Bisiknya kepadamu lalu dia tertawa.
Hatimu hancur mendengarnya.kamu sungguh menyesal atas perbuatanmu.” Sungguh wookie, aku minta maaf..sekarang tolong lepaskan aku..” Ucapmu memohon.
“Entahlah chaggi..bahkan aku tak bisa membencimu. kau mau kulepaskan huh? baiklah. asal kau mau bersamaku selamanya.” Ucapnya ngeri.
“Tolong lepaskan aku dulu..kita bisa bahas itu nanti..kumohon..” Ucapmu sambil menangis. ryeowook hanya diam memandangimu dgn tatapan tajam.
Ryeowook bergegas meninggalkanmu yg msh terikat. Dengan segera dia kembali menyiramkan cairan ke seluruh penjuru ruangan.dan mengeluarkan sesuatu dari sakunya.
“Baiklah,kau akan kulepaskan dan aku tak perlu negosiasi apapun.kau kulepas, lalu kita pergi bersama.” Ucapnya tegas.kamu hanya mengangguk kecil.

*Ryeowook POV*

Entah dari mana aku mendapatkan keberanian ini. Tapi sungguh aku merasa sangat puas. Kusiramkan bensin ke seluruh penjuru ruangan. Baunya sangat menyengat, aku sampai pusing dibuatnya. Aku sadar ini berbahaya, tapi bagaimana lagi…semuanya sudah terlambat. Jika aku melepaskannya sekalipun, aku tetap tak mungkin mendapatkannya. Melihatnya bersama namja lain bisa membuatku gila. Yah. Lebih baik memang seperti ini.

Aku memeluknya erat, mencium keningnya. Hal yang sudah lama aku inginkan. Kulemparkan korek gas yang ada di saku ku. Perlahan ruangan menjadi terang. Oh tidak. Sangat terang. Dan menjadi sangat panas.Ya.inilah akhir segalanya. kau memang ditakdirkan menjadi milikku chaggi..kau kulepaskan sekarang  dan pergi bersamaku selamanya.

***


[SJFI Fan-Fiction] Imagine FF: Best Friend are Everything

Just don’t be silent riders^^ we need your comment

***

Tittle : Best Friend are Everything!

Author : @gaemangel

Cast : EunHae, Siwon, You

Genre : friendship

Posted by : admin PS – @piskewl

———————————————————————————————————————————————————————-

*plak* suaranya yang keras meninggalkan bekas di pipinya. Kau menampar Eunhyuk karena menurut mu dia sudah keterlaluan.

Malam itu kau, Donghae dan Eunhyuk duduk bersama di taman. Angin yang bertiup membuat matamu berair.

“Sudah malam, ayo kita pulang” ajak Eunhyuk sambil menarik tanganmu. Tapi kau tetap duduk dan menarik tanganmu.

“Aku masih ingin disini” katamu ketus.

“Ya, buat apa lagi kau duduk disini, nanti kau malah sakit” suaranya meninggi.

Donghae berdiri, menghadap ke Eunhyuk. Kau melihat tatapan Donghae yang tidak biasa.

“Lepaskan dia Eunhyuk, dia tidak ingin pulang, biar dia bersama ku” Donghae mengingatkan Eunhyuk.

Eunhyuk kembali menarik tanganmu, seketika Donghae melepaskannya dengan paksa, kau merasa kesakitan. Buk! Eunhyuk terjatuh. Seketika Donghae datang ke atas tubuh Eunhyuk, menunduk dan berkata

“Dia tidak mau, jangan memaksanya”, Eunhyuk mendorong Donghae, berdiri, dan mendaratkan 2 kepalan pada perut Donghae.

‘Apa yang harus kulakukan?’ Batinmu.

“YAAAA!!! BERHENTIIIII!!!!!” Kau berusaha melerai mereka berdua.

Eunhyuk menuruti mu, kemudian menatap Donghae dengan tatapan tajam. Kau membalikkan tubuh Eunhyuk agar kau bisa menatap wajahnya.

*Plak!* tamparan mu membuat pipi Eunhyuk menjadi merah. Seketika dia pergi, berlari dan menghilang di sudut jalan.

3 bulan berlalu, kau tetap menjalani hubungan mu dengan Donghae, tapi tidak dengan Eunhyuk. Hubungan kalian dengan Eunhyuk semakin memburuk karena kau lebih memilih Donghae. Hari ini Donghae dan Eunhyuk berada dalam satu frame, keduanya terlihat sangat canggung. Tiba tiba ..

“Donghae, ada apa ? Kau terlihat sangat tidak fokus, ini sudah kesekian kalinya kau menabrak Eunhyuk” tegur Siwon.

Seketika Eunhyuk kluar ruangan, Donghae mengikutinya tanpa menjawab pertanyaan dari Siwon.

“Donghae, ikut denganku, kita berbicara di luar” suara Eunhyuk mengagetkan Donghae yang sedang duduk melamun.

“Sudah lama ya kita tidak ngobrol, hehe, bagaimana kabarmu? Kenapa kau hari ini tidak konsen sekali?” Tanya Eunhyuk

“Tidak apa-apa, aku hanya lelah” Donghae menjawab dengan singkat sambil memandang lampu-lampu kota seoul yang cantik.

“Yaa, jangan begitu. Aku sudah melupakan semuanya. Tak perlu diperpanjang. Aku capek” jelas Eunhyuk

‘Apa maksud bocah ini..’ Donghae tidak mengerti maksud kata-kata Eunhyuk. Donghae terus berfikir sambil menatap wajah Eunhyuk. Eunhyuk yang sadar dengan segera melambaikan tangannya di depan wajah Donghae.

“Hus ! Kenapa kau Donghae !”

“Jangan begitu, kau membuatku ngeri”,

“aku tidak mengerti maksud mu hyukkie, kau sudah tidak marah padaku?”

“Hahahah!”

Jari Eunhyuk melambai di kepalaku sambil mendorongnya.

“babo ! ayo masuk, nanti teuki hyung marah sama kita” ajaknya

Donghae menarik tangan Eunhyuk, seketika Eunhyuk sudah dalam pelukkan Donghae.

“Mianhae Hyukkie, mianhae”

air mata mengiringi kalimatnya. Eunhyuk membalas pelukkannya. Semakin erat dan dalam.

“Babo! Aku sudah tidak mau memikirkannya, dia sudah memilihmu, lebih baik aku melihatnya bahagia bersamamu, dari pada dia tidak bahagia denganku, aku malah akan menyiksanya” Eunhyuk menjelaskan semuanya

Sepasang mata melihat dari kejauhan, kau menjadi saksi dari persahabatan yang sangat kuat. ‘Syukurlah’ pikirmu.

“Chaa, kita selesaikan pekerjaan kita, kemudian kita keluar minum. Ajak lah yeojachingu mu” Eunhyuk mengakatannya dengan rap.

“Hahaha” Donghae terlihat lega.

“Aku disini” sautmu dengan segera.

Mereka berdua seketika menatap kearahmu.

Tatapannya tajam, seperti ingin membunuhmu. Donghae melihat ke Eunhyuk, Eunhyuk mengangkat dagunya seperti memberi perintah.

“Aaaaaaaaaaaaa !!!!!!!!!!”

Teriak mereka berdua, sambil berlari ke arahmu. Kepalan tangan mereka siap menghampiri mu. Kau hanya bisa memejamkan mata dan ketika keduanya menghampiri mu, membaringkan tubuhmu dengan segera ke jalan. Kemudian ..

Mereka mengelitiki mu sampai kau mengeluarkan air mata, saking tidak tahan geli.

“Jebal, berhenti” katamu memohon.

“Andwe ! Shiro ! Jangan hae, sampai dia minta maaf kepada kita” teriak Eunhyuk.

“Hahhahaahmahahhahahaaafffahahhahahah”

“apa?” Donghae terus mengelitiki.

“HahahahMAahahahAAFFFFFHahahah”

Mereka berdua merasa lelah, dan ikut merebahkan tubuh mereka di samping kanan kiri mu. Kalian menghadap langit, tertawa bersama. Seketika Donghae memelukmu. Tapi kau merasa hangat sekali seperti dua orang memelukmu. Karena Eunhyukpun memelukmu dari sisi yang berlawanan dengan Donghae.

“Ya!” Tangannya memukul kepala Donghae.

“Jaga yeojaku ini ya. Jangan buat dia menangis! Kalau sampai aku tau dia sedih, aku orang pertama yang kau temui” ancam Eunhyuk.

“Hihihi, neeeee hyungnim” jawab Donghae. Malam itu pun menjadi malam yang paling indah selama kau menjadi milik Donghae.

-14 July 2011-


[SJFI Fan-Fiction] Imagine FF: Love Attack

PLEASE DON’T BE SILENT RIDERS

***

Title : Love Attack

Author : DS

Cast : Kim Jong Woon , YOU

Genre  : Romance

Posted by :  admin PS – @piskewl

———————————————————————————————————————————————————————-

*Author POV*

Kamu duduk sendirian di sebuah kafe yang sudah biasa kamu datangi bersama teman – temanmu. Duduk di kursi favorit mu. Sofa panjang di sudut ruang. Hatimu terasa tak tentu, seperti ada yang melompat – lompat di dalam hatimu.

*You POV*

Oppa,jadi namjachingu ku ya..ah bukan begitu.harusnya agak sedikit lebih tenang.ah tidak.harusnya diucapkan dengan lantang.bagaimana iniii…??? apa yang harus aku lakukan?kau tau,perasaan seperti ini sangat tidak aku suka.perasaan yang tak jelas. Tapi kali ini harus kuutarakan. Sudah setahun aku memendamnya,dan itu membuatku tak nyaman. Bayangkan saja,aku bertemu dengannya setiap hari dan kau tau bagaimana rasanya? Sungguh tidak enak. Apalagi jika teman – teman yeojanya mulai menempel padanya. Aish…sungguh,rasanya ingin kujambak mereka. Ya. Kali ini harus kuutarakan perasaanku padanya. Persetan bagaimana tanggapannya,yang penting aku lega.

*Author POV*

Hari semakin sore, dan namja yang kamu tunggu tak juga datang. Kamu masih mencoba coba nada bicara yang tepat untuk mengutarakan isi hatimu. Tiba tiba … kamu dikejutkan oleh bisikan seorang namja di telingamu.”Kau sudah lama menunggu?”Suara lembut seorang namja berbisik ditelingamu.”Ah,kau mengagetkanku saja oppa.ayo duduk.”Ucapmu kaget. Namja itu adalah namja yang kau pikirkan selama ini.yang kamu inginkan untuk jadi namjachingu mu.”Jadi,kenapa dongsaeng kecilku ini ingin bertemu denganku?” Ucapnya sambil tersenyum.

*You POV*

DEG! Suara itu..desahan nafasnya sungguh bisa kurasakan. Suaranya yang berat sangat familiar bagiku. Ya Tuhan,dia sudah datang…bagaimana ini…jantungku detaknya tak lagi teratur,sungguh..ini lebih berat dari yang kukira sebelumnya. Kupikir semua akan mudah, kan aku sudah biasa ngobrol dengannya. Tapi perasaan ini sungguh membuatku gila. Haruskah langsung kuutarakan sekarang atau memulainya dulu dengan obrolan ringan seperti yang biasa kami lakukan setiap hari?? Aisshh jinjja…aku benci perasaan ini.

*Author POV*
Jantungmu seakan berpindah ke perut saat menatap wajahnya.detaknya tak lagi teratur. nafasmu sesak karenanya. “Oh,ani..hanya ada yang ingin kukatakan oppa..” Ucapmu terbata. “Jadi namjachinguku ya yesung oppa..” Ucapmu tegas sambil menutup mata. seketika itu juga tawa yesung pecah..” Siapa yang mengajarimu?” Ucapnya sambil terus tertawa. Wajahmu memerah.dan BUK! kamu menghantamkan tas ranselmu ke wajahnya. dan langsung lari meninggalkan yesung. “Bodoh! kenapa aku memukulnya? ” Gerutumu.

*Yesung POV*

Tas ranselnya tepat menghantam hidungku. Jangan tanya bagaimana rasanya. Untung saja hidungku tak terlalu mancung..jika saja hidungku semancung leeteuk hyung, padti sudah patah karena hantaman tas ranselnya. Beraninya dia melakukan ini. Tapi, apa dia bilang? dia minta aku jadi namjachingu nya? GILA! ini benar benar gila…bahkan dia mendahuluiku untuk mengutarakannya.apa-apaan ini?? apa aku yang terlalu lama atau dia yang terlalu agresif?? ah, tapi mau apa lagi..toh sudah terlanjur. Jujur saja, aku geli sekali mendengar ucapannya. Bagaimana gadis yang selama ini aku anggap dongsaengku mengutarakan hal itu..memang,aku pun sebenarnya ingin dia jadi yeojachinguku tapi..hei,usianya jauh di bawahku. Bisa – bisa aku disangka pedofilia. Dan sekarang dia pergi tanpa minta maaf atas perlakuannya padaku bahkan dia tak menunggu jawaban dariku. Sebenarnya apa maunya?? Apa wanita memang selalu begitu??

*Author POV*
Seminggu berlalu.selama seminggu itu pun kamu tak masuk kuliah. Apalagi jika bukan karena depresi. ya. depresi karena rasa malumu melebihi rasa kesalmu pada yesung.
Sejak pertemuan itu,kamu tak lagi berani bertemu dgn yesung.kamu merasa malu setengah mati. “Aish..jinjja..jangan sampai aku bertemu yesung oppa.bisa mati aku.” Ucapmu lirih sambil berjalan cepat menuju kelas.
Ponsel mu berdering “kau pulang naik taxi saja.appa tak bisa menjemputmu.ada operasi di rumah sakit. hati-hati di jalan.saranghaeyo.” Bunyi pesan dari appamu.

*You POV*
Ah,appa..kenapa baru sekarang beri tau aku..bahkan aku sudah menunggu dari tadi. Bahkan sekarang kampus sudah sepi. Harus bagaimana ini?? Kau tau,akses ke kampusku tidak mudah. Kendaraan umum jarang sekali lewat. Apalagi ini sudah petang mana ada kendaraan umum yang beroperasi. Bahkan jika kau menelpon taxi sekalipun, mereka tak mau menjemputmu. Memang, kampusku berada di daerah yang tidak mudah dijangkau. Jauh dari pusat kota , dan sepi . aneh kan? Ya. Inilah kampusku.

*Yesung POV*

Ah dia masih belum pulang juga rupanya. Apa apaan ini? Anak gadis sampai petang begini masih saja berkeliaran di kampus. Sungguh, ingin rasanya aku menghampiri dan menemaninya. Tapi, aku yakin dia tak akan mau kutemani. Apalagi setelah kejadian minggu lalu. Dia pasti sangat marah padaku. Bahkan aku tak berani menghubunginya lagi seteah kejadian itu. Bagaimanapun, aku tau bagaimana dia. Jangan pernah ajak bicara dia jika dia sedang marah kalau kau tak mau dimakan hidup – hidup. Makanya, sedari tadi siang aku hanya berani mengamatinya dari jauh.

*Author POV*
Tanpa kamu sadari sepasang mata mengawasimu dari kejauhan sambil sesekali tersenyum melihatmu.ya.sudah sejak tadi siang namja itu memperhatikanmu. Setelah menunggu setengah jam di pinggir jalan,akhirnya sebuah taxi melintas. tanpa basa basi kamu langsung menghentikannya dan masuk.
Belum sempat kamu menutup pintu mobil,tiba tiba seorang namja yg sejak siang mengamatimu menerobos ikut masuk ke dalam taksi. “Ya! enak saja masuk ke taksi ku! kau ini punya mata atau tidak? taksi ini berpenumpang!” Teriakmu galak. Tanpa menggubris teriakanmu,namja itu tetap masuk dan duduk di sebelahmu. “Siapa bilang ini taksi mu? taksi ini milik ahjusshi itu” ucapnya sambil tersenyum nakal.
“Kim jongwoon!!kau?” Ucapmu kaget. mengingat kejadian waktu itu,kamu ingin segera keluar dari taksi,tapi tanganmu dipegang erat oleh yesung. sekarang jantungmu berdetak tak beraturan. perutmu terasa mulas.
Sepanjang perjalanan,kamu hanya terdiam dan menunduk.tanganmu masih tetap digenggam erat oleh yesung. “Setelah kudiskusikan,aku sudah memutuskan.” Ucap yesung setengah berbisik kepadamu..”Sudahlah oppa,tak usah kau ungkit lagi.lupakan!” Ucapmu tenang.

*You POV*
apa inii??? Seenaknya masuk taxi ku, dan seenaknya memperlakukanku seperti ini. Ya Tuhan..bencana apa ini??? Tangannya menggenggam tanganku erat. Rasanya seperti tersengat listrik. Dan apa yang dia bilang tadi? Apa yang sudah dia putuskan? Jangan sampai dia membahas pertemuan minggu lalu. Dan apa yang kukatakan barusan? Ya. Tentu saja aku ingin dia melupakan kejadian minggu lalu. Bayangkan saja, ketika kau mengutarakan isi hatimu pada seseorang, orang itu malah tertawa terbahak – bahak menertawaimu. Sungguh aku masih malu jika mengingatnya.

*Yesung POV*
“Ya!bagaimana bisa kulupakan?bahkan hidungku masih sakit karena tasmu itu!” aku meneriakinya. Kali ini aku sangat sebal padanya, bagaimana bisa dia mempermainkan perasaanku. Seenaknya bilang suka, lalu seenaknya menyuruhku melupakan. Dasar wanita! Aku beranikan diri untuk mendekatinya kali ini. Kudekatkan wajahku ke wajahnya. Kuraih dagunya, haha..aku ingin memandang wajahnya. Lebih tepatnya memandang matanya. Aku yakin sekarang dia sedang gugup. Benar saja. Matanya tidak fokus. Aku sangat hafal dengan gerak – geriknya. Sekarang aku yakin, dia benar – benar menginginkanku. Dan apa katanya? Mianhae? Enak saja. Dia harus bertanggung jawab atas semua ini. Hidungku, hatiku, semuanya.

*Author POV*
“Jadi yeojachingu ku ya..” Ucapnya lalu tersenyum manis.wajahmu memerah, jantungmu berdetak sangat kencang. kamu mengangguk dan membalas senyuman yesung.
“Jadi,siapa yang kau ajak berdiskusi tentang ini oppa?” Tanyamu curiga.”Kkoming.dia ingin punya omma katanya.” Jawabnya sambil berkedip nakal.

***